Edisi 1, Terbitan Tahun 2008
“Buat sebaik mungkin laporan itu, karena minggu depan prof. Suyata segera mengeceknya. Saya percaya kamu bisa menghandle semuanya. Saya juga sangat bangga denganmu, Riyan?” ucap Prof. Imam Barnadib, Dosen sekaligus Dekan UNY.
“Jangan lupa sekalian tangani masalah kemarin mengenai advertiching. Okey??” sambung Profesor berkaca mata itu.
Riyan mengangguk dengan mlontarkan senyumnya, kemudian prof. Imam pergi menuju ruangnya.
Riyan,..sesosok Maha Siswa UNY yang menjadi bintang dan Maybe sangat dipercayai oleh dosen-dosennya. Tugas-tugasnya sampai saat ni sangat memuaskan.
Begitu juga otak dan kemampuannya yang cerdas dalam menyelesaikan apapun yang ia hadapi.
Jari-jemari Riyan yang lentik siap untuk bekerja di atas tuts-tuts dengan cepat. Diselesaikannya tugas yang menumpuk itu.
Laptop hitamnya lah yang kini dianggapnya sahabat yang Riyan. Kemana pun dia pergi, laptop hitamnya tak pernah tertinggal. Tapi kecuali ke kamar mandi…
Ketika sedang sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, Riyan terhenyak kaget.
“Astaga…….. aku lupa jemput dek Riefa.” Ucapnya kaget dengan ekspresi memukulkan tangannya ke jidad. Laludengan buru-buru Riyan tancap gas menuju SMK N 1 DEPOK untuk menjemput adek sepupunya yang sedang MOS.
Sesampainya di sana, Riyan terlihat lega karena MOS blom juga usai. Riyan berdiri di serambi Aula SMK N 1 DEPOK menunggu Riefa.
Beberapa anggota OSIS (Panitia MOS) dekumpulkan di atas panggung Aula oleh ketua Panitia. Dengan suara lantang dan penuh dengan intelektual, ketua panitia itu memberikan sutu informasi kepada peserta MOS. Disampaikannya juga permohonan maaf dari panitia MOS kepada peserta.
Tanpa disadari, ternyata Riyan memperhatikan gerak-gerik sosok ketua panitia MOS SMK itu.
Dia tampak diam dan serius memperhatikan cewek itu. Seolah-olah seperti sedang menangkap materi seminar dari seorang direktur. Hingga Riyan tak sadar kalo MOS udah usai. Riefa pun menghampiri Riyan yang sedari tadi bengong.
“Maaf ya kak lama, soalnya tadi masih ada informasi dari kakak-kakak panitia”. Lapor Riefa ke Riyan.
“Kakak Panitia??! O….h tenang aja nggak papa kok. Kakak ketua panitia tadi kan??! Yang bener dek??! salam balik yach?” kata Riyan sambil tergagap kaget dan nggak nyammag banget gitu.
“Kakak tu gimana sih!!nggak nyammag banget. Pasti tadi nggak dengerin omongan Riefa ya?”Tanya Riefa dengan muka BeTe.
“Hah??! Adek tu yang gimana. Emang adek pikir telinga kakak tuli??” bantah Riyan dengan nada agak malu.
“Kalo kakak dengerin, coba tadi aku bilang apa?”tantang Riefa.
“Tadi Riefa bilang kakak ketua panitia kasih salam buat kakak kan?”jawab Riyan dengan begitu PDnya.
“Ye…… jadi orang PDan banget sih!! makanya siang-siang gini tu jangan ngelamaun. Kesambet baru tau rasa ntar!! Udah ah kak, pulang aja yuk?cape nie….!”
“Enak aja, siap yang ngelamun,..? jadi nggak ada yang nitip salam ya dek??trus kakak panitia tadi pada kemana??”
“Siapa juga yang mau nitip salam ma orang jelek kayak kakak?PD banget!!ya di ruang panitia lah kak…!udah ah kak, ayo pulang….. capek kak!!”rengek Riefa sambil menarik tangan kakaknya.
“Iya….iya……….adek nggak asyik ah!!Rese’……..”kata Riyan sambil hidupin motornya.
“Bodo……….!!”jawab Riefa dengan muka BT.
Riyan dan Riefa memang bukan kakak beradek kandung, tapi mereka kelihatan sangat cocok dan mereka juga keliatan akrab gitu.
***---@---***---@---***
Malam itu Riefa sibuk membuat surat cinta untuk kakak kelas. Riefa sengaja membut 2 surat. Karena menurutnya, ada 2 orang kakak panitia yang dia suka dan menurut dia baik.
Kak Neza Afrita Deliza dan Fitri Nur Mahmudah.
Neza adalah cewek yang paling baik di antara panitia-panitia MOS yang laen. Hobbynya nyanyi and maen gitar. Tapi dia juga suka banget ma yang namanya TONTI.
So… sama donk ma Riyan?!!
Nggak juga ah!
Riefa kasih surat untuk kak Neza, karena menurut dia kak Neza adalah kakak kelas yang baik dan selalu perhatiin and peduli banget banget ma adek kelasnya.
Sedangkan alasan dia kasih surat yang satunya buat kak fitri, karena dia adalah pendamping kelasnya. Kini membuat surat sudah kelar.
“Kak, by the way tadi siang kakak ngapain sih kok Tanya soal kak Neza?” Tanya Riefa kepada Riyan yang sedang asyik otak-atik laptopnya sambil Riefa merapikan kamarnya.
“Hmh?! jadi namanya Neza ya dek??” Riyan malah balik Tanya. “Ya….. nggak papa. Cuma Tanya aja. Emang nggak boleh ya dek?!”tambah Riyan.
“Bilang aja kakak naksir!!” ledek Riefa.
“Eng…enggak juga tuh! siapa yang naksir?” jawabnya sambil gelagapan.
“Jujur aja kak! Bohong itu dosa lho..! tapi menurutku kakak cocok kok ma kak Neza.”
Mendengar kalimat Riefa barusan, Riyan jadi senyum keGRan.
“Adek tau nomor handphonenya kak Neza nggak?”
“Tuh kan…. Ketahuan!!”
“Udah deh bilang aja adek nggak punya. Paling-paling juga karena nggak berani minta, iya kan?”
“Nantang nih ceritanya?” lagian kalopun aku punya nomornya kak Neza, aku nggak bakal kasih ke kakak kasian kak Nezanya dunk kalo harus kenal ma kakak. Weeeeeeeeeeek!”
“Yeeee……. Yang ada malah kak Neza yang ketagihan kenalan ma kakak.”
“Adek…tidur sudah! udah malem. Besok telat loh, bobok gih!kak Riyan juga tuh!”
Suara nyaring bunda terdengar dari kamarnya. Tak lama kemudian Riefa beranjak dan pergi ke tempat tidurnya.
Hingga MOS terakhir usai, Riyan pun masih juga sering jemput Riefa di sekolah. Hitung-hitung ada alasan laen. Salah satunya liatin ketua panitia MOS itu.
Tapi emang sebenarnya Riyan itu udah niat dengan ikhlas untuk jemput Riefa. Karena Riyan itu type orang penyayang. Dikit sih!! dan yang lebih jelas lagi, salah satu tujuan utamanya yaitu “Neza”.
Berkali-kali Riyan berusaha dapetin nomor handphone Neza, tapi tidak juga berhasil. Tapi suatu ketika akhirnya Riyan berhasil juga dapetin nomor handphone Neza. Dia curi nomornya dari hp Riefa.
Ternyata Riyan orangnya nekad juga, dia rela ngelakuin apa aja buat dapetin nomor hp cewek yang berhobby sama kayak Riyan. Maen gitar and nyanyi tentunya.
Begitu dapet nomor HP Neza, cewek pemain gitar itu, Riyan langsung aja bergerak. Yang dulunya dia pake’ perdana simpati, langsung aja dia beli handphone dan kartu yang baru lagi hanya untuk bisa komunikasi ma Neza.
Karena kalo pake satu handphone dan 2 kartu perdana, apa kata manajer dosennya??!! Riyan juga nggak mau dunk dibilang gonta-ganti nomor..!! cie…. Sok idih!
So,… sekarang Riyan dah bisa mulai PDKT nie ma Neza!! Siang itu juga Riyan mulai aksinya.
Dengan segera dia mengambil HP dan mengetik sebuah kalimat.
“Ass. Siang Neza, btw 9! 9pn??blh knaln 9??”
Langsung aja sms itu dibalez ma Neza.
“Wass. Siang jg, ni q gi nglatih tonti. btw ni sp n tau noq dr mn?”
“Q ka2kNy SyaRiefah. Wah km pnter t0nt! Z??”
“o ka2ny syaRiefah. Hm.. g jg ko”
Begitu seterusnya hingga akhir malam pun mereka masih juga smsan. Neza sih kalo sms ma Riyan dianggap biasa aja. tapi buat Riyan, itu semua udah cukup buat dia seneng. Bahkan kalo aja handphone Neza nggak rusak, pasti Riyan udah telp Neza tiap hari.
Malam itu juga, Riefa udah selesai belajar. Yach.. sekitar jam 10an gitu. Dia samperin kakak sepupunya yang lagi asyik maen gitar sambil smsan itu.
“Ehem..ehem…cie….lagi smsan ma siapa sih kak?”
“Ada dech!!mau tau aja!”
“Pasti smsan sama kak Neza ya?”
Tiba-tiba aja bunda Riyan dateng nyamperin mereka yang lagi ngobrol.
“Ada apa ini..! kok pake ribut-ribut segala” Tanya bunda Riyan yang bijaksana itu.
“Itu tuh ada yang lagi smsan ma cewek DESTA…!kakak sms kak Neza kan?? ”ledek Riefa.
“Kalo iya kenapa??” jawab Riyan dengan penuh tantangan.
“Yeeeeeee,… gossip baru nieh!!” tak henti-hentinya Riefa meledek Riyan.
“Memangnya yang namanya Neza itu pacarnya kak Riyan ya?” Tanya bunda Riyan lagi.
“Nggak kok bunda, siapa bilang!!” jawab Riyan dengan malu dan gugup
“Bukannya enggak bunda, tapiblom!!ya kan kak?? hahaha….” ledek Riefa lagi.
Mendengar canda Riyan dan Riefa, bunda Riyan tersenyum gembira, karena semenjak Riefa tinggal di rumahnya, Riyan nggak pernah kesepian lagi dan rumah itu dirasakannya penuh dengan canda tawa.
“Ya sudah, bercandanya besok lagi. Ini kan udah malam. Riefa bobok gih! Besok sekolah kan? Ayo kak Riyan berhenti sudah!!” kata bunda Riyan dengan penuh perhatian ketika beliau masih melihat Riyan dan Riefa masih bercanda.
“Sudah adek,…!”tambahnya sambil mengajak Riefa ke kamarnya.
***---@---***---@---***
Selesainya ganti baju, Riefa segera membereskan kamarnya. Tak lama kemudian terdengar suara Riyan yang sedang berteriak-teriak dari kamar mandi.
Nadanya sih seperti sedang nyanyi, tapi syairnya beda banget ma teks. Hehehe kayak proklamasi!
“Aku memang pencinta waRherhe…”
Begitulah suara Riyan dari kamar mandi. nadanya sih memang benar lagunya irwansyah artis terkenal itu, tapi Riyannya aja yang suka ganti-ganti lirihnya.
“Kalo nggak bisa nyanyi kursus dulu deh kak!!”
“Ye…enak aja, Riyan gitu looh!! masa’ nggak bisa nyanyi, juara 1 seni music gini kok suruh kursus, justru malah yang ngursus!? Weeeeek”
“Juara dari Hongkong?!! Bilang aja nggak bisa nyanyi, bagusan suara kak Neza kali kemarin waktu nyanyi di Aula!!”
“Apa??! emang kak Neza suka music juga ya dek? kak Neza hobby nyanyi gitu dex?!” Tanya Riyan dengan gugup tak karuan gitu deh.
“Tuh kan, gilirannya ngomongin soal kak Neza aja langsung nyahut banget!! Cieeeee ……cieeeeeeee…….” ledek Riefa lagi.
“Adek, udah siang nih! ayo Riefa sarapan dulu aja nanti biar kak Riyan nyusul” suara bunda terdengar dari ujung ruang makan sana.
Beberapa menit kemudian mereka berangkat sekolah bareng. Diantarnya Riefa sampe sekolahnya. Di sekolah, Riefa lagi-lagi ketemu sama kak Neza.
Hari itu adalah hari kepramukaan, semua warga SMK N 1 DEPOK melaksanakan upacara dengan memperingati hari kepramukaan. Semua Siswa juga diperkenankan mengenakan pakaian Pramuka. Ketika MC membacakan acara sesudahnya, yaitu lain-lain, maka Bpk Mujiono (Waka Kesiswaan SMK Negeri I DEPOK) memberikan pengumuman bahwa setelah upacara usai, siswa-siswi DESTA diharapkan membersihkan kelas masing-masing dan akan di pandu kebersihannya oleh Beliau sendiri dan pengurus OSIS.
Upacara pun usai, kini semua siswa membersihkan ruang kelas masing-masing dengan seksama. Ketika itu juga, tiba-tiba kak Neza dan salah satu temannya datang di kelas 1AP1 dan kebetulan kelas itu adalah kelas Riefa. Siswa kelas 1AP1 kelihatan takut dan tegang banget saat melihat kak Neza mendatangi kelas itu. Karena kebetulan kak Neza juga termasuk pengurus OSIS, sehingga banyak siswa kelas 1 yang masih takut dan canggung dengan kakak kelas bahkan kepada pengurus OSIS.
Kak Neza segera masuk ruangan 1AP1, semua siswa di ruangan itu tegang. Dan ternyata Neza masuk ruangan itu bukan untuk menilai kebersihan. Tetapi ada keperluan dengan salah satu anak kelas 1AP1.
Dipanggilnya Riefa oleh Neza, dan semua teman-teman Riefa jadi bingung keheranan. “ Ada kesalahan apa Riefa, sehingga dipanggil ketua panitia MOS? padahal kan MOS udah berakhir?” begitulah pertanyaan teman-teman yang masih bingung.
Di luar kelas sana, Riefa ternyata lagi ngobrol sama Neza. Riefa keliatan seneng banget gitu deh!!baru kali ini dia di panggil sama kakak kelas, apalagi fans dia. Nggak taunya ternyata kak Neza nanyain soal Riyan. Neza Tanya siapa nama panjangnya Riyan.
Sumpah deh, waktu itu Riefa takut banget. Ntah takut dimarahin kak Neza karena udah nyebarin nomornya atau dia takut dimarahin Riyan kalo dia kasih tau nama panjangnya. Padahal Riyan tau nomor Neza juga bukan karena dekasih tau sama Riefa.
Tapi Riefa jawab kalo dia nggak tau nama panjangnya, karena dia memang bukan adek kandung Riyan dan blom lama juga dia mengenal Riyan. So… agak-agak lupa gitu.
“Nggak tau kak, soalnya aku juga blom lama kenal kak Riyan. Setau aku sih belakangnya Akbar gitu”. Jawab Riefa waktu ditanya kakak kelasnya itu.
“Allahu Akbar kali!” balas kak Neza dengan canda.
Kak Neza emang orangnya lucu, baek, dan masih banyak lagi kebaekan kak Neza ma adek kelasnya terutama. Nah itulah yang buat Riefa ngefans ma Neza.
***---@---***---@---***
Sepulang sekolah, sore itu Riefa bantuin bunda nyapu halaman rumah. Beberapa saat kemudian terdengar suara motor Jupiter merah. Tak lain adalah motornya Riyan. Tapi Riefa bengong ketika dia melihat Riyan dengan ceweknya dateng nyamperin dia dan kak Riyan juga memperkenalkan cewek itu ma Riefa. Riefa pun hanya senyum ma cewek cantik itu. Tak lama kemudian Riefa masuk rumah dan diajak ngobrol bareng sama mereka. Cewek itu namanya Dhea, dan ternyata dia adalah ceweknya Riyan yang selama ini blom deketahui. Karena setahu Riefa, kakaknya itu jomblo.
Riefa waktu itu kelihatan BT dan marah banget ma Riyan. “Huuu uh Kalo kak Riyan udah punya cewek, ngapain juga nanya-nanya soal kak Neza?” begitulah gerutu Riefa dalam hati. Tapi mereka keliatan ngobrol asyik gitu.
Adzan maghrib terdengar sampai di rumah Riyan. Lalu mereka beranjak dari tempat duduk dan menuju ke mushola rumah. Dhea waktu itu juga sholat jama’ah di situ, bersama dengan bunda Riyan. Setelah sholat maghrib, mereka makan bersama dan abis itu Riyan nganter Dhea pulang.
Malam itu juga Riefa menanyakan kabingungannya sama Riyan. Berkali-kali Riefa mengucapkan kata sebel di hadapan Riyan. Akhirnya Riyan menjawab juga pertanyaan adek sepupunya itu.
“Dek, kakak emang udah punya cewek. Tapi apa salah kalo kakak suka sama orang laen?”jawabnya dengan penuh ketenangan.
Mendengar jawaban itu, Riefa hanya terdiam. Tak punya satu pun kalimat untuk membantahnya.
Dalam fikirnya, kenapa harus kak Dhea? kenapa tidak kak Neza aja?kalo aja Riyan udah mengenal kak Neza dari dulu!. Kadang Riefa sharing-sharing sebentar sama bunda atau tante endah. Dan ternyata mereka udah cukup lama kenal sama Dhea.
Hal itu akhirnya bisa juga diterima oleh Riefa. Dhea memang sering banget dateng ke rumah Riyan dan kadang juga sering kasih coklat ke Riefa. Karena emang Riefa suka banget ma coklat. Menurut Riefa, Dhea orangnya cukup baek kok. Hingga akhirnya mereka bisa akrab dan cocok.
Riyan ma Neza udah lumayan lama kenalnya. Ketika masih jam pelajaran, Riyan sms Neza. Dia minta tolong sama Neza untuk sampein sesuatu ke Riefa, karena waktu itu Riefa lagi ulangan dan handphonenya sengaja dimatiin. Tapi di tengah-tengah sms antara Riyan ma Neza, Riyan waktu itu keliatan agak kecewa dikit.
“Eh Nez, Q bsa mnt tl9 tnya!n ke dx r!efa ntar pl9Ny jm brp?”
“iya, ntr aq tnyain. Pi kykx sktr jm 2 deh!btw km mw jmpt dx Riefa y?”
“0..h jm 2 z?z dh ntr aQ jmpt jm 1.30 aZ.”
“Wah enk y pny ka2 kyk km yg syng bgt ma adx”
“Em9 rh!ny 9 pny ka2 z? km blh k0 p9!L Q ka2k. rh!ny m0 kn jd adx aQ?”
“Iya kakak…..”
Ups….. aku ngomong apa sih, kok jadi kakak adek gini!! Kalo gini jadinya, aku nggak bisa deket dong ma Neza?. Ucapnya menyesal ketika komunikasi mereka berakhir.
Riyan bener-bener takut banget kalo dia nggak bisa deket lagi ma Neza hanya karena kakak-beradek. Nggak mungkin jadian nih?!!
Hingga lama-kelamaan kalo dalam sms, Neza juga suka panggil Riyan kakak gitu. Begitu juga sebaliknya, Riyan panggil Neza dengan sebutan adek. Tapi buat Riyan itu semua nggak masalah, karena dia masih bisa deket sama Neza, justru kalo dipikir-pikir malah jadi lebih deket dan lebih enak ngobrol.
Hingga akhirnya mereka sama-sama tahu kalo masing-masing udah punya pacar, so… nggak ada masalah dong buat smsan dan ngobrol terus, kan kakak adek.
Meskipun Riyan agak kecewa dikit, tapi dia masih bisa ngerti perasaan Neza. Karena dia juga udah cukup dewasa dan dia pikir nggak gampang buat jadian ma cewek yang udah punya pacar. Akhirnya dijalanin aja hari-haNezaa dengan smsan.
***---@---***---@---***
“Hey cnt!k, L9 9pn?”
“Hy jg kak, ni gi nnton tv. Ka2k sndri gi pa?”
“Nnt0n pa n! s!an92 9n!? ka2k L9 maen 9!tar n!.”
“Nnton film SCTV. Filmx bgs lho kak!”
“Oya? Cba deh ka2k !ktan nnt0n.”
Begitu tau kalo Neza lagi nonton film yang dia sukai, maka Riyan nggak mau kalah. Dia cari film yang disukai sama Neza. Langsung ketemu channel SCTV.
Riyan emang nggak begitu suka nonton film-film Indonesia. Karena menurut dia, film Indonesia kebanyakan hanya menyontek film luar. Ya nggak sih?
Riyan liat di layar itu, ada dua orang cewek ma cowok yang lagi liat bulan purnama pake teropong. Kalo nggak salah, judul filmnya PURNAMA BUAT LUNA. Dengan segera dia sms Neza lagi.
“Bln prnama !t mr!p b9t kyk adx. D!a bsa m’nran9! Mlm d9 k’!ndhanNy. bln i! j9 bsa bwt 0r9 z9 mlhtNy.”
“Alah gombal….”
“Bnran k0 dx, ka2k sr!us n!.”
Komunikasi itu berakhir sampai di situ.
Siang itu gerimis datang dan menjadi saksi Riyan dalam permainan gitarnya. Dilihatnya sesuatu yang penuh warna. Tak lain adalah pelangi dan Riyan sangat menyukainya.
Apa Neza tau ya kalo Riyan suka banget sama pelangi??!!
Maen gitar kok senyum-senyum segala?! Gila kali tuh cowok!!
SAYANGKU UNTUK KUPU2
Mungkin ku tak mampu menemuinya
Namun hati ini sangat yakin bahwa
Dua hati akan bisa bersatu
Kian malam ku tunggu
Namun tak pernah datang
Hingga bulan berubah sirna
Matahari muncul dg sendiNezaa
Dear … hati ini
Q takut dia akan
Menyergapku untuk selamanya
Hanya karena rasa cinta ini
Tp Q tetap sayangi bulan purnama itu
Ku tahu sayangku ini hanya untuk kupu-kupuku
Dimana kau pergi??
Kembalilah untuku kupu2 …
Kapan ia akan mengetahui
Apakah rasa cinta ini
Akan menghancurkan hatimu?
Maafkan Q yang selalau buat kau
Menderita karenaku
Maafkan aq, karena hati ini
Hanya selalu untuk mu
Meski kau tak pernah tau
Tapi cinta ini takkan berubah
Hanya untukmu, kupu2ku …
Sayangi aq meski hanya
seorang kakak …..
Seperti itulah perasaan Riyan yang dilontarkan dengan iringan gitarnya. Gila ..! hanya sekejap terwujud juga lagu itu. Dari inspirasi Neza kali ya? Maybe
***---@---***---@---***
Bulan Ramadhan, bulan penuh hikmah. Telah tiba saatnya umat islam menjalankan ibadah puasa. Ketika bulan ramadhan, hari ke 11 Riyan punya planning untuk ngajak Neza buka bersama. Tapi nggak Cuma Neza doang sih! acaranya memang banyak orang, termasuk Dhea, Riefa, temen Riyan.
Makanya dalam moment ini Riyan pengen kumpul-kumpul bareng ma Neza. Riyan juga nggak lupa ngundang cowoknya Neza juga. Soalnya ntar malah pada curiga lagi..! tapi sayang sekali, dengan adanya acara itu, cowoknya Neza udah curiga duluan.
Dan akhirnya Neza juga nggak jadi dateng di acara itu. Saat itu juga terjadi konflik antara ketiganya. Neza, Riyan dan Riefa. Ntah nggak tau kenapa tiba-tiba Ian, cowoknya Neza sms Riefa dan kebetulan waktu itu Riefa lagi sakit. Tapi seblom ian sms, ternyata Neza udah sms duluan ke Riefa.
Memang awalnya Neza tidak memberitahu Riefa kalo nomor itu sebenarnya nomornya ian, cowoknya. dan sms dari ian itu isinya agak mengancam dan membuat Riefa takut kebingungan. Karena Riefa sama sekali nggak mengenal orang itu.
Sampai akhirnya Neza menceritakan yang sebenarnya dan saat itu juga hubungan Riyan dan Neza agak canggung, begitu juga dengan Riefa. Karena memang seblomnya isi sms ian mengancam bahwa Riyan dan Riefa tidak boleh berkomunikasi lagi sama Neza.
Akhirnya karena mereka berdua sayang ma Neza, mereka terpaksa tidak sms Neza lagi. Ntah kenapa setelah kejadian itu Riyan merasa bersalah banget.
Tiap pulang kuliah, wajahnya BT banget. Riefa yang dulunya sering bercanda sama Riyan, sekarang mereka Cuma saling diem aja. Suasana rumah itu semakin tegang.
Riefa yang sedang sakit pun merasa semakin sakit karena dia ngerasa udah punya kesalahan terbesar sama Neza. Hari itu Riefa nggak sekolah karena memang hari libur puasa. Tapi keesokan haNezaa Riefa udah mulai berangkat sekolah, meskipun dia masih agak sedikit sakit.
Hari itu juga Riefa takut banget untuk ketemu kak Neza. Dia takut kalo hari itu dia ketemu sama Neza, dia bener-bener ngerasa bersalah banget ma Neza. Apa yang akan terjadi sama Riefa??!”
***---@---***---@---***
Malam haNezaa Riefa dapat sms lagi dari cowoknya Neza. Tapi Riefa turutin aja apa kata Neza, setiap ian sms Riefa langsung aja dekirim ulang ke Neza. Dan untuk membalas sms dari ian, Riefa juga ngikut aja apa kata Neza. Tapi dalam sms itu akhirnya muncul juga ancaman lagi dari ian.
Padahal balasan sms Riefa juga Cuma ngikutin apa kata kak Neza aja. Tapi meskipun begitu, ujung-ujungnya juga timbul konflik antar mereka. Dan salah satu orang yang ngerasa bersalah banget adalah Riefa. Karena dia ngerasa udah ngenalin Neza ma Riyan.
Malam itu, hari puasa ke 24. Ketika semua orang di rumah Riefa lagi pada tarawih di Masjid, Riefa berada di depan halaman rumahnya sambil nyari udara malem. Tapi mungkin kalo ada imaya, dia pasti udah dimarahin. Karena udah tau sakit gitu, malah keluar rumah malem-malem.
Di depan rumah dia Cuma sendiri aja. Sekitar 15 menit Riefa berada di luar rumahnya, tiba-tiba aja terdengar suara motor Riyan dari arah utara.
Setelah sampai di halaman, Riyan melihat Riefa yang lagi sendiri. Lalu Riyan memarkirkan motornya di dalam rumah Riefa dan langsung aja dia samperin Riefa.
“Hei,… lagi ngapain sih!! kok sendirian aja?” sapanya sambil duduk di kusi hadapan Riefa. “Hei,.. kenapa sih dek?ayo cerita dong sama kakak!”pintanya agar Riefa mau bercerita dengannya.
Tak ada feedback sama sekali dari Riefa. Karena sejak tadi Riefa dilihatnya Cuma diem aja dan nggak melihat kedatangan Riyan sama sekali.
“Lho kok nangis?” Tanya Riyan kaget.
Keadaan semakin tegang. Riyan kini nggak bisa lagi bercanda di hadapan adek sepupunya. Karena mungkin sekarang udah saatnya serius.
“Maafin kakak ya dek? gara-gara kakak, Riefa jadi kena semuanya. Gara-gara kakak juga, Riefa nggak bisa deket lagi sama kak Neza.” Ucap Riyan memandang Riefa penuh dengan kasih sayang.
“Kakak nggak salah kok” jawab Riefa sambil terisak dengan tangisannya.
“Kakak mohon sekarang Riefa nggak usah lagi mikirin hal itu. Semuanya kakak yang salah, kakak juga yang udah buat Riefa kayak gini. Sekarang adek masuk aja ya, ntar kalo ibu pulang pasti Riefa kena marah. Dan satu lagi, kakak mohon Riefa jangan mikirin hal ini lagi. Karena emang nggak ada hubungannya sama Riefa. Biar kakak aja yang selesein semuanya.” Kata Riyan dengan penuh perhatian sama Riefa.
Diajaknya Riefa masuk rumah. Dan Riefa bahkan dengan ajakan Riyan itu Riefa tak mengloarkan suara sama sekali.
Setelah Riefa tertidur pulas, Riyan segera saja pamit ma keluarga Riefa untuk pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Riyan segera masuk ke kamarnya. Dilihatnya almari buku mata kuiah Riyan, dia inget sekali kalo tugas-tugasnya masih banyak yang blom selesai. Dibukanya laptop hitam kesayangannya.
Malam itu Riyan bener-bener nggak bisa konsentrasi untuk belajar. Sekitar jam 21.45 WIB itu Riyan masih memegang laptop hitamnya.
Tugas kuliah kini udah kelar. Lalu dia tutup kembali laptop itu. Tapi beberapa menit kemudian dia buka lagi dan menulis sebuah diary special di Ms. Office Writer. Dia menulis sebuah diary special buat someone. Apa Dhea yach??
Suara ketokan pintu kamar terdengar oleh Riyan, lalu membukanya dan menyuruh bundanya masuk. dan ditutupnya kembali laptop itu.
“Blom tidur, nak?”Tanya bundanya sambil duduk di dekat Riyan.
“Blom nih bunda” jawabnya singkat.
“Bunda bikinin kopi bentar ya?”
“Bunda, makasih ya?” ucapnya dengan tulus.
Selagi ibunya lagi di dapur, Riyan menyelesaikan diary special itu.
“Ngetik apa sih, nak?” tiba-tiba bunda dateng sambil nyodorin secangkir kopi di depan Riyan.
“Makasih bunda, ooh… tugas ini lagi ngetik tugas!” jawabnya sambil cengengesan dan mengarahkan laptopnya ke posisi yang tidak terlihat oleh ibunya.
“Jadi bunda tidak boleh lihat nih!! Emangnya tugas apa sih, yan??”
Ibunya mulai penasaran melihat tingkah Riyan yang aneh. Padahal biasanya nggak kayak gitu dan selalu terbuka ma ibunya. Tapi malam ini aneh banget tingkah Riyan.
“Bunda ah!! Cuma tugas bahasa Indonesia aja kok”
“Tapi setahu bunda, nggak ada mata kuliah bahasa Indonesia deh di jurusan kamu.”
“Bunda gimana sih? Ya jelas ada dong…! Kan setiap mata kuliah berbahasa Indonesia juga. Bahkan nggak belajar materipun setiap hari manusia juga belajar Bhs. Indonesia. Sekarang aja Riyan lagi belajar bahasa Indonesia kan sama bunda, meskipun nggak ada teoNezaa.” Riyan udah mulai bercanda ma ibunya.
“Mulai nakal lagi yach?! Kamu tu ya, bisa aja. Bunda liat kayaknya bahasa inggris tu. Ada kata spesialnya lagi. Bunda tau, pasti lagi ngetik sesuatu buat si cantik Dhea.”
“Yee….. bunda sok tau. Emangnya yang special buat Riyan Cuma Dhea doang? Nggak kali, tapi buat Riyan yang paling special malam ini adalah bunda. Soalnya bunda udah bikinin coffee buat Riyan. Hahaha………. Thanks mom” ucap Riyan sambil mencium ibunya.
“Kamu bisa aja. Makasih ya nak, Riyan juga selalu special kok di hati bunda. Tapi kalo bunda special, kok nggak dekasih liat laptopnya?”
Riyan nggak enak banget ma ibunya. Malam ini dia tertutup banget, nggak mau liatin kata-kata yang dia tulis. Nggak seperti biasanya. Dia harus ngomong apa ma ibunya kalo ternyata diary itu bukan buat Dhea.
Apa ibunya bakal kecewa ma dia. Bunda, maafin Riyan….. ucapnya dalam hati.
“Bunda, untuk malam ini Riyan blom bisa cerita sama bunda. Kan blom selesai ngetiknya. Besok aja yach?”
“Ya sudah tidak apa, diselesaikan dulu saja. Tapi besok janji ya kasih tau bunda.”
“Siap BOSSS!! Prof. Riyan janji deh…. Tapi bunda juga janji dong, sekarang juga bunda harus tidur. Key?!”
Ibu Riyan tersenyum melihat mendengar kata-kata itu. “Ya udah, bunda tidur dulu ya. Jangan sampai malam yach.”
“Iya2 bunda cantik”
Malam itu juga Riyan menyelesaikan diary special. Dan ternyata diary itu tertuliskan dengan nama tujuan bukan Dhea. Its but, (Neza). Setelah diary itu selesai, Riyan tertidur pulas.
Sedangkan laptopnya blom sempat dimatikan. Kebetulan jam 2.00 WIB ibu Riyan bangun untuk masak makan sahur.
Beliau masuk kamar Riyan, karena masih terdengar suara winamp laptop yang masih nyala.
Ketika dilihatnya Riyan tertidur pulas di depan laptop dengan posisi duduk, dibangunkannya Riyan dan suruh pindah ke tempat tidur.
Saat itu juga ibu Riyan melihat sekilas sebuah diary yang masih terbuka dan dibacanya oleh beliau.
Dear: Neza Tonight
You are safely within my heart today and in the many tomorrows yet to come. Cherished, valued closely held in safety, warmth and in gentle, tender love for you are very so Very, Very Special for Me.
For yesterday is but a dream and tomorrow only a vision. But today, well lived makes every yesterday a dream of happiness and every tomorrow a vision of hope. Look well, therefore to this night. One my dream is meeting with you, my little star….
Dengan begitu kini ibu Riyan tahu bahwa yang sebenarnya tulus Riyan cintai adalah Neza, dan bukan Dhea. Karena ternyata ibunya juga membaca sebuah kalimat-kalimat lain yang Riyan tulis kalo yang sebenarnya dia cintai hanya Neza,
Seorang cewek yang datang di kehidupan Riyan, seorang cewek yang menjadi inspirasi ciptaan lagu-lagu Riyan.
***---@---***---@---***
Besok pagi Neza ulang tahun, tepatnya tanggal 31 Januari 2006. Malam haNezaa Riyan sibuk menentukan kado apa buat cewek specialnya.
Akhirnya ketemu juga dan malam itu juga tepatnya jam 00.00 Riyan memberikan selamat dan juga doa ke Neza. Riyan udah berencana nitipin kado itu ke Riefa.
Tapi sama aja, Riefa nggak bisa kasih kado itu. Soalnya Neza lagi PI (PKL) di RS Sardjito Yogyakarta.
Jadi ya terpaksa, Riyan sedikit kecewa. Karena dia baik hati ya udah disimpan deh tu kado.
***---@---***---@---***
Pagi-pagi sekali Riyan berangkat ke kampus karena dia harus menemui seorang manajer PT TOYOTA TSUTSO CORPORATION di Jepang.
Tepat jam 7.00 WIB Riyan berada di ruang VIP bersama dengan dosen-dosennya. Setelah itu juga mereka menyambut kedatangan Mr. Tsukuwa Atmajaya di ruang HIMA (Himpunan Mahasiswa).
Di sana ada 5 Mahasiswa teladan yang diikut sertakan untuk menyambut kedatangan Mr. Tsukuwa Atmajaya serta meeting dengan beliau, termasuk Riyan dan Dhea. Prof. Imam Barnadib segera mengkode Riyan untuk berpresentasi tentang Otomotif yang baru saja diselesaikannya.
Kemudian diajukan berbagai pertanyaan dari Mr. Tsukuwa Atmajaya dengan bahasa inggris versi jepang itu. Kemudian satu-persatu dijawabnya oleh Riyan, yang kemudian disusul oleh Dhea dan maha siswa lainnya.
Dengan meriah orang yang berada di ruangan itu memberikan tepuk tangan untuk Riyan. Segera saja setelah acara itu selesai jam 13.00 WIB, siang itu juga Riyan pulang dengan Dhea.
Mereka mampir dulu di Galery karena Dhea minta Riyan untuk nemenin belanja. Maklum, ceweekk!!
“Kayaknya kamu lebih cocok pake baju ini deh!” kata Riyan sambil pilihin baju buat Dhea.
“Masa sih?”
“Bener deh, kalo cantik nggak percaya coba aja ngaca!tuh kan udah namanya cantik, apalagi orangnya.” Puji Riyan
Panggilan special Riyan buat Dhea, yaitu Cantik. Karena nama yang sebenarnya adalah Aulia Dhea Cantika. Makanya itu Riyan panggil ceweknya dengan sebutan cantik.
“Ah kamu bisa aja! Ya udah aku pilih yang ini ya. Nah,, sekarang giliran aku yang pilih buat kamu. Yan, coba deh kamu cobain yang ini!”
“Kalo menurut kamu itu cocok buat aku, ya its okey. Gak perlu dicoba kok. “
“Ya udah aku ke kasir dulu ya?”
“Cantik, tunggu! Pake ini aja ya”
Setelah meraka abis belanja, lalu Riyan ngajakin Dhea mampir ke rumahnya. dan kebetulan disana ada Riefa yang baru aja pulang sekolah.
“Assalamu’alaikum….”
Ucap Dhea dan Riyan sama-sama ketika masuk rumah.
“Adek udah pulang?” Tanya Dhea ma Riefa.
“Udah kak, baru aja sampe. Tadinya Riefa mau langsung pulang ke rumah, tapi karena Riefa kangen ma orang jail, jadi ya terpaksa pulang ke sini dulu.”
“Dasar,… siapa yang jahil juga!” sahut Riyan.
“Yee….. ngerasa tuh!padahal kan nggak ada bilang kalo kakak jail”
“Ya Udah-udah, sekarang semuanya buka puasa dulu aja ya?”
“Iya tante, makasih banyak ya?” kata Dhea sambil membenahi duduknya.
“Eh kak, by the way kak Neza udah sms kakak lagi blom?” Tanya Riefa tiba-tiba.
GLEK!! DEG…DEG…DEG…
Riyan jantungan mendengar pertanyaan itu di depan Dhea.
“Eng…nggak tuh! Emangnya kenapa dek?”
“Sama kak, dia juga nggak sms aku sama sekali”
Dhea hanya diam berfikirkan pembicaraan mereka.
“Neza siapa?” tanyanya dengan keheranan.
“Kakak kelas aku kok, kak” jawab Riefa singkat.
“Trus kak Riyan?” Dhea mungkin penasaran. Apa hubungannya Neza ma Riyan.
“Kakak adek aja kok kak. Lagian kak Neza juga udah punya cowok. Iya kan kak” matanya mengarah ke Riyan yang sedang gelisah.
“ooh gitu…” jawab Dhea mengiyakan. “Kalo gitu, boleh donk kakak ikutan temenan ma Neza?” tambahnya.
“Boleh aja kok kak”
Riyan tak bisa berkata apa-apa di depan Dhea. Dia keliatan gelisah banget. Tapi untung aja ada Riefa yang bantuin jawab kuis Dhea itu. Hahaha
“Nggak papa kan yan?” Tanya Dhea ke Riyan.
“Nggak papa kok. Nanti kamu bilang aja kalo kamu itu Dhea, cewek aku.”
Ngomong apa aku barusan. Kata Riyan dalam hati.
Sambil menyiapkan makan, ibu Riyan juga mengawasi tingkah anaknya.
Bunda semakin bingung aja melihat Riyan yang begitu nampakkan sayangnya ke Dhea, sedangkan diary yang ditulis kemarin malam itu buat cewek yang selama ini dia cintai dengan tulus tanpa mengharap banyak daNezaa.
Apa yang sebenarnya terjadi?? Pertanyaan ibu Riyan dalam hati semakin mengebu-nggebu.
“Tante, makasih banyak ya atas semuanya. Dhea udah ngrepotin tante. Yan, aku pulang dulu ya? Mari tante.”
Setelah pamitan dengan ibu Riyan dan Riefa, Riyan antar Dhea sampe depan rumah. Di sana mereka ngobrol romantis banget gitu sambil Dhea ambil motornya.
GLEK…GLEK….
Ibu Riyan semakin bingung. Riyan sepertinya juga sayang banget ma Dhea. Tapi kenapa dia juga anggap Neza special buat Riyan?!
Dilihatnya Riyan mengusap rambut Dhea dengan romantis.
“Cantik, hati-hati ya? Beneran nih nggak mau dianter?” kata Riyan sambil mengacak-acak rambut Dhea yang panjang itu.
“Iya nggak papa kok. Makasih ya? Bye…..”
“Bye …. I Love You”
“I Love You Too”
Dhea segera tancap gas menuju rumahnya. segera saja Riyan masuk rumah dan akhirnya ibunya itu ajak dia ngobrol sebentar.
“Riyan, kamu nggak lupa kan sama janjinya semalem?”
“Janji apa bun?! Ya tapi jangan sekarang dong! Kan blom selesai.” Jawab Riyan gelagapan sambil menaik-turunkan alisnya.
“Riyan, kenapa kamu seperti ini nak?apa yang sebenarnya terjadi?apa Riyan sudah tidak mempercayai bunda lagi? Bunda tau nak, kalau sekarang ini kamu lagi bimbang. Antara Neza dan Dhea. Bunda tau, nak?”
“Bunda, Riyan nggak mau ngecewain bunda. Riyan emang sayang banget ma Dhea. Tapi rasa sayang itu nggak setulus sayang Riyan untuk Neza, bunda?! Nggak tau kenapa rasa ini begitu dalam ma Neza. “
All no you sign the will she you still love you until you go. Are well you go tell we think she….
Bunyi suara handphone Riyan.
Dibukanya sms yang baru aja masuk.
Hai yan, bsa g’ ajrin aq mat. Kul yg g’ ngerti. Klo bsa, tar aq tggu di tman ya. Tpi km jngan ajk Dhea.. key? Thanks. Lita
Ternyata sms itu dari Lita. Temen kuliahnya yang sering banget gangguin Dhea. Dia suka ma Riyan kali…. Tapi kayaknya sih emang gitu.
Meskipun gitu, Riyan nggak pernah nanggepin. Kadang dia ajarin, kadang juga dia nolak dengan halus karena ada suatu acara. Karena Riyan emang orangnya nggak pernah marah.
“Dari siapa nak?” Tanya bunda dengan nada pelan.
“Dari temen, bunda.”
“Riyan, bunda percaya apapun yang kamu lakuin. Kalau menurut Riyan itu adalah yang terbaik, lakukanlah nak. Dengan satu syarat, jangan pernah buat sakit seseorang ataupun diri kamu sendiri.”
Nasehat bunda buat Riyan terasa ingin menangis.
“Makasih bunda” Riyan menangis di pelukanibunya.
***---@---***---@---***
Sejak itu juga Dhea mulai sms Neza. Tapi nggak sesering Riyan dan Riefa yang sering banget sms Neza. Bisa-bisa Neza sampe bosen liat tulisan Riefa/Riyan. Hehehe
Malam minggu adalah malam yang dinanti-nanti seorang remaja. Tapi ada juga yang menganggap malam minggu itu biasa aja.
Saat itu juga Riyan maen ke tempat Dhea. Jam 8 tepat, mereka berada di belakang rumah Dhea yang terdapat taman maga yang indah.
Mereka duduk di sebuah kursi yang melingkar meja. Dengan romantisnya Riyan nyanyiin lagu buat Dhea dengan iringan gitar silvernya. Sejenak Dhea memandangi cowok pintar itu.
Sosok seorang Riyan yang dikagumi ma cewek-cewek di kampusnya.
Bulu matanya panjang dan alisnya tebal. Raut wajahnya yang ramah dan tampan.
Bola matanya seolah ingin mengatakan sesuatu. Namun, sepertinya ada sedikit bayangan dimatanya. Rasanya Dhea ingin sekali Dhea cari bayang kesediahan itu.
“Yan, kamu baik-baik aja kan?”
“Iya, don’t worry, I’m fine. Kok kamu Tanya gitu?” Tanya Riyan dengan mlontarkan senyumnya.
“Aku takut kamu mencintai orang lain”.
Kata-kata itu membuat muka Riyan memerah. Dia tak kuasa lagi menahan perih di dadanya. Yang ada hanya Neza. Meskipun masih ada ruang buat Dhea.
Tapi sepenuhnya hati Riyan terfokus sama Neza.
“Cantik, udah berapa kali aku bilang kalo Aku sayang banget ma kamu. Aku nggak mau lagi kamu mengatakan hal-hal kayak tadi. Aku juga nggak mau liat kamu nangis gini”.
Perlahan Riyan menarik tangan Dhea dan menyandarkan kepala Dhea dibahunya.
Apapun yang sebenarnya aku rasain dalam hatiku ini, aku tak peduli. yang terpenting sekarang ini adalah bahagiamu. Cantik, maafin aku. Katanya dalam hati.
Sekilas senyum Riyan ada di depan Dhea. Hanya dengan Senyum Riyan udah buat Dhea tenang. Senyum yang ramah dan tulus dekeluarkannya malam itu untuk Dhea.
***---@---***---@---***
Hari itu juga Riyan berangkat ke Jakarta untuk menyelesaikan tugas dari dosennya, yaitu penelitian serta program bakti social HIMA (Himpunan Mahasiswa). Segera Riyan berpamitan sama seseorang yang sangat special di hatinya.
“Bunda, Riyan berangkat ya?” Ucapnya sambil menciup tangan ibunya.
“Iya nak, hati-hati ya? Jangan lupa makannya jangan sampai terlambat.”
“Siap Boss!! Okey kalo gitu, Riyan langsung ya bun, assalamu’alaikum….”
“Wa’alaikum salam….”
Setibanya disana Riyan dan teman-temannya termasuk Dhea segera masuk ke rumah penginapan yang sudah di sediakan. Pagi haNezaa mereka segera bergerak dan melaksanakan tugas dengan seksama.
Ketika bakti social di jalan Kelapa Gading, dengan sengaja Riyan mampir ke rumahnya yang di Jakarta. Rumahnya memang tidak jauh dari makam almarhum ayahnya.
Karena dia sebagai ketua Panitia dalam acara itu, maka Riyan segera menghumagi Randi (Wakil Ketua) untuk meminta izin.
Dengan segera Riyan pergi ke makam ayahnya. Berbagai macam cerita tentang diri Riyan, telah terungkapkan di makam ayahnya itu.
Riyan curhat ke makam ayahnya. Karena dia yakin, ayahnya pasti akan mendengarnya.
“Ayah, Riyan pergi ya? Riyan janji akan selalu jagain bunda.”
Selesainya itu, Riyan melangkahkan kaki untuk pergi menuju tempat dimana mereka melaksanakan bakti social.
Di sana Riyan tampak melihat banyak sekali anak-anak jalanan yang melakukan kerjanya dengan cara ngamen, jualan Koran dan juga mengemis di sepanjang jalan. Tiba-tiba Riyan mendekati salah satu dari anak penjual Koran itu.
Perlahan dipertanyakan pula asal-muasal mengapa dia bisa menjual Koran dan dimana pula tempat tinggal mereka.
Hari itu juga Riyan membahas soal bakti social kepada sloruh teman-temanya.
Mereka sangat setuju dengan idenya Riyan. Mengajarkan beberapa ilmu pendidekan dan bekerja tanpa meminta di perjalanan. Dengan niat yang ikhlas, siang itu mereka memanggil sloruh anak jalanan di kota itu dan diajarkannya berbagai macam mata pelajaran, yang paling utama adalah matematika, bahasa Indonesia dan bahasa inggris.
Tak lupa juga mereka mengajarkan bagaimana cara mencari uang tanpa mengemis di pinggir jalanan.
Riyan dan teman-temannya memberikan modal kepada mereka untuk berusaha. Kelihatan deket banget anak-anak itu dengan Riyan. Karena Riyan memang kelihatan seorang yang ramah sekali dengan siapapun, makanya banyak anak-anak diantara mereka itu yang deket ma Riyan.
Dalam acara tersebut, selama 1 minggu pasti anak-anak Mahasiswa tersebut pada cape sekali. Tepat jam 09.00 mereka siap-siap untuk pulang ke jogja.
Malam haNezaa, mereka tiba di rumah masing-masing dengan membawa lelah mereka yang sudah di kerjakan di Jakarta.
***---@---***---@---***
All no you sign the will she you still love you until you go. Are well you go tell we think she…. Handphone Riyan berbunyi.
Aslm. Mlm ka2ku yg ckep, btw gmn?cpek y?!ksian deh….! Oy kak, mksh y bneka ngntungan hp n nvelny. Ka2k baik dE!
Sms itu dari Riefa. Lalu dengan segera dibalasnya sms itu.
Wss. Mlm j9 adx, z lmyan cpekNy. Iza U’re welcome dex. Z udh cptan 9!h tdr. Ka2k j9 m0 tdr nh!
Y dE, good night y kak? ^_^
Good ni9ht t00 my c!stArs….. 0yasum!nasa!....
Malam itu juga Riyan ngerasa capek banget. Tapi secapek-capek apapun, Riyan sempet juga balesin sms Neza. Meski awalnya dia heran banget. Kenapa Neza sms?
Padahal diantara mereka udah nggak boleh communication lagi?! Riyan seperti ada di dunia lain. Sehabis ujian, lulus dengan nilai 100. Sepeti itulah perasaan Riyan malem itu.
Neza putus!!.... yah, Neza putus ma ian. Tapi anehnya, kenapa mereka bisa putus?? Apa gara-gara…….
Ah nggak, itu nggak boleh terjadi. Riefa nggak boleh kasih tau kakaknya. Karena dia nggak mau ngeliat Riyan yang terus-terusan ngerasa bersalah. Tapi kalo dia nggak kasih tau, pasti Riyan tambah marah banget ma dia. Riefa yang udah tau Hot News itu, justru dia malah takut banget.
“Apa kak Neza putus gara-gara aku? Menurut aku jelas banget, semua itu bersumber dari aku. Aku bodoh!! Ngapain juga dulu aku pake kenalin kak Riyan segala! Toh kak Neza juga nggak mungkin mau jadi kakakku. “
Begitu gerutu Riefa terus-terusan.
“Pinky, aku tolol banget ya udah bikin kacau hubungan seorang yang aku sayang.” Katanya dengan boneka dolphin Pinknya yang dekasih nama Pinky.
“Aku harus gimana dong ky?! Kalo kak Riyan nggak aku kasih tau, pasti dia marah. Tapi kalo aku kasih tau,,…… duw nggak tau ah! Aku pusing.”
Beberapa menit kemudian Riefa melihat sekilas handphonenya yang tergeletak di dekat guling. Lalu di ambilnya dan mengetik secarik kalimat.
Kemudian dekirimkannya ke nomor 08175454624. Itu adalah nomor Hp Riyan. Setelah mendapat balasan sms dari Riyan, Riefa segera membukanya.
Wss. Adx 9 b0hn9 kan?! Pst! K’Neza sed!h b9t Z dx?! Z udh mksh Z dx, !nf0Ny.
Melihat bahasa sms Riyan yang sepertinya agak kecewa dengan information itu, Riefa semakin takut. Lagi-lagi semuanya merasa bersalah karena putusnya Neza dengan ian, cowok yang sangat dia sayangi. Tapi akhirnya Neza tegasin ke mereka berdua bahwa putusnya Neza ma ian itu bukan karena mereka. Meskipun begitu, Riyan ma Riefa tetap aja nyalahin diri mereka sendiri.
***---@---***---@---***
Menatap indahnya senyuman di wajahmu. Membuatku terdiam dan terpaku. Mengerti akan hadirnya cinta terindah. Saat kau plok romantis tubuhku…….
Hp Riyan menyuarakan nada yang begitu indah dan menampilkan sebuah kata Dhea Calling.
Sebenarnya Riyan males banget untuk angkat tu panggilan. Tapi, akhirnya Riyan sadar kalo Dhea nggak perlu tau tentang semua perasaannya ke Neza. Dan Riyan menjawab panggilan ceweknya itu.
“Assalamu’alaikum. “ Riyan mencoba untuk tersenyum dalam komunikasinya.
“Gimana?! Oh … ini lagi maen gitar aja. Apa? Besok pagi ya?. Insya Allah bisa kok sayang. its Okey. Nanti biar aku jemput cantik aja ya? Bye … I Love You too ….”
Pagi itu juga Riyan dari menatap wajah cantik yang sedang termangu menunggu seseorang. Lalu dengan sendiNezaa dia samperin tu cewek.
Diam-diam Riyan mendekati cewek berbaju orange dan celana jeans yang melekat di tubuhnya itu.
Dia mengangkat kedua tangannya dan menelengkupkan di kedua mata Dhea. Sehingga Dhea tertutup matanya dan tidak bisa melihat sejenak.
Dhea lumayan kaget, meskipun tau kalo itu adalah Riyan.
“Riyan,..? Udah dong!” pintanya untuk Riyan lepasin tangannya dengan senyum manja.
“Abisnya dari tadi bengong sih! Aku lama ya? Maaf ya, cantik?!” kata Riyan dengan penuh perhatian.
“Nggak kok. Ya udah kita berangkat sekarang aja yuk?!”
“O… key! Tapi senyum dulu donk …!” Pintanya dengan ceria.
Mendengar kata-kata Riyan barusan, Dhea menurutinya dan mlontarkan senyumnya.
“Ah kamu bisa aja! Udah senyum nich. Berangkat sekarang aja yuk.
“Nah,,, kalo senyum gitu kan cantik”
Pagi itu juga Riyan ma Dhea pergi untuk observasi sebuah tempat yang akan digunakan buat PA para Mahasiswa UNY.
Sampai juga mereka di tempat tujuan. Letaknya lumayan strategis. Di Salatiga. Dengan motor Jupiter dan membutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk pergi mereka berdua menembus jalanan kota.
Sesampainya di sana, Riyan segera saja mengecek dan mewawancarai fila tersebut. Hingga 1 jam, selesai juga acara mereka itu.
***---@---***---@---***
Sebuah kafe Plaza yang lumayan besar diantara kota salatiga itu disamperin juga oleh Riyan. Lalu mereka duduk di sebuah sofa yang terlihat begitu santai untuk ngobrol. Dengan segera mereka memanggil pelayan dan memesan makanan yang mereka inginkan.
Sambil menunggu pesanan, Dhea menatap dalam-dalam wajah cowok yang berada di depannya. Sungguh karya seni yang menakjubkan.
Dengan kemeja pendek warna putih berkombinasi biru serta di tutup dengan jaket hitam dan topi hitam yang melekat di kepalanya. Senyum yang selalu menghiasi bibir mungil Riyan selalu saja buat orang menjadi tenang. Tapi Dhea heran melihat cowoknya yang hanya terdiam dan seperti lagi mikirin sesuatu.
Tiba-tiba aja Dhea mengambil handphonenya lalu dipencetnya nomor Riyan dengan Kartu Simpati. Karena Dhea emang nggak tau kalo Riyan punya kartu XL.
Dhea punya ide miscall Riyan, agar Riyan terbangun dari lamunannya.
Mendengar hpnya berbunyi, Riyan segera mengambilnya dari sebuah tas. Lalu Dhea pun memutuskan panggilan itu.
Riyan hanya tersenyum setelah tau bahwa yang call tadi adalah cewek yang ada di depannya.
“Ada apa sih yan, kok dari tadi ngelamun aja. Lagi ada masalah ya?”
“Masalah? Nggak kok. Aku nggak papa. Oya, maaf ya dari tadi aku nggak connect ma.”
Riyan mencuri pandangan. Dengan penuh iba dia menatap wajah Dhea. Riyan pun berfikir kembali.
Apa mungkin dia meninggalkan cewek yang selama ini sangat mencintainya. Begitu juga dengan perasaanya yang juga sayang ma Dhea.
Kini pandangan Riyan udah beda lagi. Dia melihat cewek di hadapannya seperti sedang kedinginan karena Dhea hanya memakai baju pendek aja. Riyan segera melepaskan jaketnya dan meletakkannya di tubuh Dhea.
“Tadi kok nggak bawa jaket sih! Cantik pasti kedinginan kan? Pake aja jaket aku ya?”
“Tapi kamu?”
“Udah nggak papa. Dari pada nanti kamu sakit, aku juga kan yang repot”
“Makasih ya?”
Makanan dan minuman yang mereka pesan udah dateng.
“Lho yan, kok kamu Cuma pesen sushi aja?”
“Iya. Soalnya aku nggak terlalu laper. Cantik makan yang banyak ya?”
“Riyan, gimana aku mau makan banyak kalo kamunya aja Cuma makan roti gituan. Sekarang kamu makan nasi aja ya? Nih aku suapin. Pokoknya kamu makan. Ayo, a’…” Pintanya untuk membuka mulut Riyan dan segera melahap nasi plus stek yang ada di hadapannya.
Melihat tragedy saat ini, Riyan lebih takut menghadapi kenyataan yang ada di dalam hatinya.
Neza ataukah Dhea?! Tapi Riyan termasuk cowok yang hebat. Dia selalu tegar menghadapi suatu masalah yang berat sekalipun. Termasuk problem yang lagi nimpa Neza.
Itu juga dia yang sangat merasa terlibat. Meski seberat apapun masalah yang dia hadapi, tapi Riyan selalu bisa menutupi dengan senyumnya.
“Sayang, makasih ya?” ucap Riyan dengan tulus ke Dhea.
***---@---***---@---***
Usai acara PA, Riyan kembali lagi memikirkan Neza. Temen deket Riyan, Egi ikut merasakannya. Ketika sore itu hujan, egi dateng ke rumah Riyan dan melihat sobatnya itu lagi maen gitar tapi nggak serius. Disamperin juga tu!!
“Produser datang nih! Maen yang serius dong!!” kata egi sambil acungin jari telunjuknya ke arah dadanya. Lalu dia duduk di sofa yang ada di luar rumah riyan. tepatnya di depan rumah sehingga mereka bisa santai disitu. Biasanya tempat itu untuk riyan maen gitar.
Egi emang orangnya konyol. Tapi sebenernya dia baik. Hanya saja kadang-kadang nggak bisa serius. Dan bawaanya Cuma bercanda mulu.
“Lo kenapa bro?”
“Gi, Neza putus ma cowoknya” cerita Riyan dengan iba.
“Bagus donk!” Jawab egi dengan entengnya.
“Kok bagus sih!”
“Ya iyalah! Kalo mereka putus kan, kamu tinggal bilang I Love You ke Neza, gitu. Bego’ lu!”
“Kalo itu namanya bukan mencintai, tapi membunuh.”
“Lho kok membunuh sih, lo kan nggak pake pisau buat nusuk dia?”
“Gue sayang ma Neza tu tulus, bukan dengan cara kayak gini. Gue juga nggak berharap dia jadi cewek gue. Dan satu lagi, cara gue sayangin Neza bukan dengan menusuk dari belakang kayak gini. Dia putus juga gara-gara gue kok”
“Heh yan, lo tu jadi cowok jangan terlalu baik deh! Bisa jomblo seumur hidup lo!! Lonya aja yang nggak tau kalo Neza itu juga mungkin sebenernya harapin cinta dari lo”
“Tau dari mana lo?ya nggak mungkin lah Neza suka ma gue” kini Riyan mulai angkat wajahnya dan sekilas senyum Neza melintas di benaknya.
“Ya nebak aja. Siapa tau!! Lagian yang gue liat, banyak kok cewek yang suka ma lo. Setiap cewek yang kenal ma lo, pasti deh kena pelet lo. So pasti Neza juga gitu donk! Tapi mungkin karna mereka nggak liat gue. Coba mereka kenalan ma gue, pasti cewek gue bisa lebih dari pada Dhea/Neza.”
“Yee….. sama aja bo’ong. Siapa juga yang mau ma cowok rabies kayak lo!”
“Enak aja bilang gue rabies! Lo tu yang rabies. Eh, by the way nyokap lo kemana? Haus nih!!”
“Ambil ndiri tuh!”
Egi beranjak dari sofa dan lari ke ruang makan. Di bukanya lemari es dan meneguk segelas coca-cola yang baru dituangnya.
“Yan, elu tuh aneh banget deh. Lo ma Neza tu belum pernah ketemu kan? Lagian lo tuh suka sama Neza, tapi dianya nggak tau kalo lo sayang ma dia. Kenapa lo nggak kasih tau aja semua perasaan lo itu?”
“hahaha… tumben bisa waras pikiran lo”
“Yee… dikasih tau malah ngelonjak. Ya udah up to you”
“Bisa ngambek juga lo!! Hm…. Enggak deh. Biarin aja! Walopun dia nggak tau perasaan gue yang sebenarnya, tapi gue tetap sayang ma dia. Dan gue nggak bisa ngeliat dia kepikiran gara-gara perasaan gue yang konyol ini ke dia.”
“Dasar cowok aneh!! Bisa-bisa mati berdiri gara-gara mikirin perasaan lo yang aneh ini.” Kata eGi dengan gayanya yang sok cool.
Riyan hanya diam dan membiarkan egi ngoceh di sampingnya.
***---@---***---@---***
Siang hari yang panas, Riyan pulang dari kuliahnya. Dia nggak langsung pulang. Tapi masih terngiang kata-kata egi kemaren. Dengan tiba-tiba dia memblokkan motornya dan menuju condong catur. Tepatnya di Jalan Anyelir. Tapi dari ujung dia melihat sosok Neza yang lagi duduk berdua dengan cowok berseragam SMA.
Perlahan Riyan mendekati tempat itu. Iya, dia beneran Neza. Tapi siapa cowok itu???
Tunggu Riyan, jangan pergi dulu. Kamu harus ketemu ma Neza, walopun hanya ngobrol sebentar. Kata Riyan dalam hatinya.
Riyan tak merespon kata hatinya. Dia memblokkan jupiternya lagi dan pulang ke rumah. Bayangin aja, Riyan yang nggak pernah marah, sekarang mukanya bener-bener merah.
Kali ini dia bener-bener marah. Riefa yang melihatnya, malah ngeri takut. Kali ini bener-bener tragedy yang menakutkan.
“Kakak kenapa?” Tanya Riefa sambil was-was.
“Lagi sebel. Mulai sekarang, aku nggak akan lagi smsan ma Neza.” Jawabnya singkat langsung ke intinya.
Handphone Riyan yang di kamarnya berbunyi. Dan hp itulah yang pake kartu XL. So … bisa diperkirakan yang sms kalo nggak Riefa, ya Neza. Tapi masak Riefa sih. Dia kan di depan Riyan.
Dibukanya sms itu. Dan ternyata dari Neza. Tapi anehnya, Riyan keliatan seneng banget dapet sms dari Neza. Padahal kan barusan dia bilang kalo dia nggak akan sms Neza lagi. Orang yang aneh!!
Tapi sms Neza kebanyakan menceritakan soal cowok barunya Agung. Ya. Nggak salah lagi. Pasti agung tu cowok yang diliat Riyan tadi. Riyan semakin geram.
Tapi Riyan liat Neza kayaknya bahagia banget bisa jadian ma cowok itu. Akhirnya Riyan relain Neza buat agung. Meskipun Neza nggak tau kalo Riyan relain dia. Kasiah deh Riyan,..!
***---@---***---@---***
Rabu, 7 Februari 2006
Hari Ini adalah ulang tahun Riyan. Riyan mengundang Neza dan teman-temannya untuk datang ke acara ulang tahunnya. Tapi sayang Neza nggak bisa datang.
Nggak nyangka banget. dalam waktu yang tepat Neza kirim sms yang indah dengan ucapan Met Ultah. Tepatnya jam 00.00 dan Neza lah orang yang pertama kali memberikan ucapan dan doa ultah ke Riyan.
Disusul ucapan ultah dari Dhea, hanya jelang 3 menit. Tapi buat Riyan itu sangat special. karena dia nggak nyangka banget kalo Neza juga tau tanggal dan hari ulang tahunnya.
Beda dengan cewek-cewek di kampusnya yang katanya ngefans ma Riyan, tapi tanggal ultahnya aja nggak tau. Riyan sama sekali nggak berharap mereka tau, tapi seenggak-nggaknya Neza adalah orang pertama yang ucapin ultah ke dia.
Pagi hari yang cerah, ibu Riyan menyiapkan makanan kesukaan anaknya. Setelah selesai, dibangunkannya Riyan.
Wanita setengah baya yang kelihatan masih cantik dan segar itu menghampiri tempat tidur Riyan dengan membawakan sebuah kotak kecil berwarna biru.
“Happy birth day, sayang” katanya sambil mencium kening Riyan.
Riyan pun kaget. Lalu bangun dan tersenyum ketika melihat bundanya.
“Bunda?? Makasih ya.” Katanya lalu kembali lagi memejamkan mata.
“E…h bangun dong! Kok malah tidur lagi. Udah cepetan mandi gih!”
“Tapi aku masih ngantuk, bun?”
“Riyan bangun! Nih coba liat, bunda Cuma bisa kasih kado seperti ini. Hari ini bunda juga udah masakin kesukaan Riyan”
Riyan tergagap bangun dan kaget mendengar kata-kata ibunya.
“Bunda, thanks for all. I Love You Mom?” kata Riyan sambil memeluk ibunya yang masih duduk di samping tempat tidurnya.
Malam haNezaa Dhea, Riyan, Riefa dan juga teman kuliah Riyan diajaknya makan bareng di KFC. Ternyata Neza beneran nggak datang.
Dhea dan Riefa memberikan kado special buat Riyan. Riyan pun tersenyum lebar dan mengucapkan terima kasih pada mereka.
“Thanks for all. I Love You honey.” Kata Riyan pada Dhea dan Riefa.
***---@---***---@---***
Pagi hari yang cerah. Matahari mulai memancarkan sinarnya yang indah di bumi ini. Yogyakarta pun semakin terlihat indahnya.
Semua siswa berbondong-bondong menuju kelas masing-masing. Pagi itu juga Riefa dapat informasi kalo Neza nggak masuk sekolah. Katanya sih Neza sakit. Duw…. Sakit apa dia?
Ternyata nggak Cuma hari rabu kemaren. Tapi udah 4 hari Neza nggak masuk sekolah. Kata temennya, Neza ada di rumah sakit. Dengan segera Riyan kasih tau Riyan. Dan Riyan pun sempat khawatir banget.
Hari rabunya Riyan dan ibunya pergi ke rumah sakit Morangan. Kebetulan Neza di rawat di tempat itu, tepatnya di Ruang Mawar no.04. Tapi di tengah perjalanan Riyan melihat temennya kecelakaan. Nggak enak banget kan kalo nggak nolongin itu temen.
Riyan bantu bawa temennya itu dan mengantarnya pulang ke rumah. Sedangkan ibunya pulang ke rumah naik taksi.
Riyan kecewa banget hari itu nggak jadi jenguk Neza. Padahal dia udah relain bolos kuliah.
“Udah nggak papa nak, kan besok masih ada hari”
“Iya bunda, tapi kan Riyan pengen tau keadaan Neza. Tapi ya udah deh, besok kita ke sana lagi aja ya.”
Hari kamisnya, Riyan udah punya planning untuk bolos kuliah lagi. Dia mau jenguk Neza di RS.
Ketika mereka mau berangkat, Riefa udah sms duluan kalo ternyata Neza udah berangkat sekolah.
Senyum yang lebar menghiasi bibir Riyan dan ibunya. Tapi ada rasa sedikit kecewa ma Riyan. Dia nggak bisa ketemu ma Neza. Tapi nggak papa lah senggak-nggaknya dia udah seneng liat Neza sehat.
***---@---***---@---***
Riyan harus berangkat ke Jakarta lagi. Pagi hari itu, dosennya sudah mencari-cari Riyan.
Dosennya pun bertanya ke Dhea, mencari tau keberadaan Riyan. Tapi Dhea juga nggak tau di mana Riyan. Akhirnya ketemu juga di mana Riyan berada. Di perpustakaan UNY lah Riyan nongkrong.
Tak perlu panjang lebar, Prof. Imam Barnadib pun segera memberitau informasi itu. Dan keesokan haNezaa mereka harus berangkat.
Kali ini Riyan hanya pergi berdua dengan dosennya itu. Dengan segera pula dosennya datang ke rumah Riyan untuk meminta izin dari ibunya.
Dosennya Riyan memang akrab sekali dengan ibunya Riyan karena ternyata mereka adalah teman satu penataran. Riyan segera mempersiapkan diNezaa untuk melayang ke Jakarta.
Tak lupa juga kedua Hp Riyan dibawanya. Dan tak lupa juga laptop hitam kesayangannya.
Riyan hanya sempat sms Neza untuk berpamitan. Kebetulan juga Neza mau rekreasi ke bali. Tapi masih nunggu beberapa hari lagi.
Pagi itu Riyan juga sempat ribut ma Riefa.
“Kak, jangan lupa ya?”
“Apaan?” Tanya Riyan pura-pura nggak tau.
“I..h nyebelin banget sih kak! Ya udah deh kalo gitu.” Kata Riefa ngambek.
“Iya.. iya. Gitu aja kok ngambek. Malu tau!”
“Abisnya…!
Pagi hari itu, mobil Avanza sudah berada di depan rumah Riyan. Dan Riyan pun segera pamitan ke ibunya.
“Ya udah kalo gitu, kakak pergi dulu ya?” kata Riyan sambil acak-acak rambut lurus Riefa.
“Ah kakak! huuh,,, ya udah deh sana gih! Hati-hati ya kak. Jangan lupa kalo udah sampe sms aku ya?”
“Riyan memeluk adek sepupunya itu dan berbisik di telinga Riefa. Jagain bunda ya? Kakak sayang kamu”.
“Okey Boss!! Riefa juga sayang kakak.”
Riefa merasakan pelukan Riyan sangat erat. Beda banget kayak biasanya.
Kalo Riyan ke Jakarta, ya Cuma ngerasa biasa aja. Tapi kali ini, mereka serasa seperti pertemuan terakhir.
Mobil Avanza berwarna silver menelusuri kota Yogyakarta. Hingga diperjalanan Riyan sibuk membuat laporan dengan laptopnya. Tapi kadang sempat ngobrol juga ma dosennya.
All no you sign the will she you still love you until you go .…
Handphone Riyan berbunyi, lalu dia mengangkatnya.
Assalamu’alaikum, … malam juga bunda, ini udah mau sampai kok ma. Iya, Riyan udah makan kok. Kenapa? Ya nggak mungkin lah bun. Bunda juga jangan lupa makan ya? Iya bunda. Riyan kan udah Gede! Haha … iya iya, bunda sayang. Da …. Miss You Too Mom. Wa’alaikum salam
Mendengar pembicaraan Riyan dan ibunya di telephon, Prof. Imam Barnadib semakin yakin dan bangga sekali memiliki Asdos seperti Riyan.
“Riyan, coba anak Bapak seperti kamu. Pasti Bapak udah seneng dan bangga banget.”
“Pak, setiap anak nggak harus seperti yang ini. Karena bagaimanapun juga anak itu mempunyai sesuatu kebanggaan tersendiri. Saya yakin anak Bapak juga pasti akan selalu berusaha buat orang tuanya bangga.
Saya juga yakin pasti dalam hati Bapak, bapak juga bangga dan sayang banget kan sama anak Bapak? dan pastinya anak Bapak juga bahagia banget punya seorang ayah seperti Bapak.” kata Riyan dengan sopan.
“Jangan kan anak bapak, Riyan juga bangga punya dosen seperti Bapak. Buat Riyan, Bapak udah seperti ayah kandung Riyan dan etiap kali Bapak ada di deket Riyan, Riyan pasti ngerasa kalau bapak adalah ayah Riyan sendiri.” Tambahnya.
“Ya sudah lah nak, Bapak yakin ayah kamu pasti juga sangat bangga sama kamu.” Kata Lelaki berkaca mata itu dengan menepuk pundak Riyan yang menandakan keakraban dan sayangnya ke Riyan.
“Terima kasih, pak!”
***---@---***---@---***
“Baiklah, dengan begitu saya telah mendapatkan laporan ini dari AKP HIMA UNY dan terima kasih atas kerjasama Bapak dan Saudara Riyan. Semoga ini menjadi hubungan kerjasama yang baik antara Uneversitas anda dan juga perusahaan kami.” Kata Mr. Tsukuwa Atmajaya.
“Iya, sama-sama pak. Senang bekerja sama dengan perusahaan Bapak.” Prof. Imam Barnadib sambil berjabat tangan dan disusul oleh Riyan.
Wajah Mr. Tsukuwa sudah tidak terlihat lagi. Kini tinggal Riyan dan dosennya saja yang berada di ruang meeting. Riyan dan dosennya segera berbalik badan untuk menuju penginapan masing-masing.
Penginapan Riyan memang tidak jauh dari penginapan dosennya. Sehingga mereka sering sekali datang bertamu dan sharing-sharing.
Sore itu Riyan di penginapan hanya sendiri, tidak ada kerjaan dan tak ada teman pula. Riyan nonton TV. Tombol Remote control tak henti-hentinya dipencet untuk memindah chanel TV. Itu juga telah menunjukkan kebosanan Riyan.
Akhirnya putuskan untuk matikan saja televisi itu.
Di ambilnya laptop hitam kesayangannya itu dan jari-jaNezaa yang lentik dengan cepat mengetik beberapa kalimat cinta.
Tak sengaja, kata-kata yang baru saja dia ketik, di kirim ke email Dhea. Betapa terkejutnya Riyan, melihat tampilan email balasan dari Dhea.
Padahal tak ada niat sama sekali untuk mengirim kata-kata tersebut ke email Dhea. Dan itu hanya diary Riyan belaka. Diary yang setiap haNezaa ditulis dan di peruntukkan ke Neza. Tapi tanpa kesengajaan, malah terkirim ke email Dhea.
Dan dengan segera Dhea pun membalas email itu.
Untung aja dalam kata-kata itu nggak ada nama Neza dan hanya panggilan Bunga Matahari . Kalo ada Maybe udah kacau banget. Dan bisa jadi Dhea salah tanggap ke Riyan. Bunga Matahari itu adalah seseorang yang ada dalam hati Riyan, yaitu Neza.
Tapi Dhea ….
Kasian dia.
***---@---***---@---***
Tok.. tok,,,tok…!
Riyan melangkahkan kakinya dengan lebar untuk membuka pintu rumah penginapannya. Dilihatnya sosok seorang pria berkaca mata yang sedang berdiri di depan pintu kamar Riyan.
“Selamat malam pak, mari silakan masuk” Sapa Riyan dengan menundukkan kepalanya menandakan tata krama kesopanan.
Prof. Imam segera membalikkan badan dan bangun dari lamunannya.
“Malam, terima kasih Riyan”
“Silakan duduk pak?” Riyan mempersialkan dosennya duduk.
“Bapak Cuma mau mengucapkan terima kasih banyak sama kamu, yan. Trima kasih semuanya berjalan dengan lancar.” Ucap Prof. Imam sambil menepuk pundak Riyan.
“Iya pak, sama-sama. Lagi pula ini semua kan juga demi kebaikan Universitas. Ini semua juga bukan karena saya pak, tapi karena bimbingan bapak dan juga dosen-dosen lain. Sehingga saya bisa menyelesaikannya. Terima kasih juga pak atas bimbingan bapak.”
“Bapak bangga yan, sama kamu.”
“Terima kasih, pak”
“Oya yan, sudah siap untuk berangkat ke jogja?”
“Insya Allah sudah pak. Tapi masih ada beberapa yang harus saya selesaikan dengan teman.”
“Baiklah kalau begitu, selesaikan secepatnya. Dan 2 hari lagi kita tinggalkan tempat ini.” Kata lelaki setengah baya itu sambil membalikkan badan dan melangkah lebar menuju pintu.
Riyan mengikuti langkah itu.
***---@---***---@---***
Tiba juga saatnya Riyan dan dosennya kembali ke jogja. Mereka berangkat tepat jam 13.00. di dalam perjalanan, Riyan sempat mengetik sebuah puisi untuk Neza.
Mobil itu yang awalnya di kendarai oleh Riyan, tapi sekarang sudah beralih Dosennya yang bergantian menjadi sopir.
Riyan meneruskan segala aktivitasnya. Dia mengangkat tangannya untuk mengambil Hp.
Berbagai macam puisi di save ke Draft yang ada di Sub menu Hp type Nokia 6600nya.
Brushhh…. Breeegh…..
Betapa kagetnya ketika Riyan sedang asyik menulis sebuah puisi terindah, mobil itu berhenti dengan keadaan yang tidak di inginkan.
Mobil Avanza yang dinaiki oleh Mahasiswa dan dosennya itu membalik. Mobil container yang ada di depannya, justru malah dalam keadaan baik.
Berbondong-bondong orang mengerumuni kejadian itu. Segera saja polisi menghampiri kecelakaan itu yang bertepatan di Bekasi, Jalan Babelan.
Riyan segera dibawa ke RS Bekasi beserta dosennya. Beberapa orang melihat darah yang menyelimuti kepala Riyan.
Seorang berbaju putih dalam Rumah Sakit beraktivitas dengan sangat sibuk dan menegangkan. Polisi segera menghubungi keluarga Riyan dan juga Kepala Universitas.
Tapi beberapa jam kemudian Prof. Imam segera bangun dari tempat tidurnya. Beliau menemui Riyan yang sedang sekarat di Ruang UGD.
Hingga sehari semalam, Prof Imam menunggu Mahasiswa tercintanya. Pagi haNezaa, terdengar suara langkah kaki seorang perempuan dengan isakan tangisnya.
“Riyan …. “ panggilnya perlahan.
Ternyata ibu Riyan yang datang.
“Tenang, bu? Kita berdoa saja semoga Riyan baik-baik saja”.
“Kenapa bisa begini, pak?”
Prof. Imam hanya terdiam. Lalu dilihatnya sosok dua orang Mahasiswa dan juga 1 dosennya.
Dhea, Egi dan juga Kepala University. Mereka pun datang.
Berbagai masalah diselesaikannya hari itu juga dengan polisi. Barang-barang Riyan yang akan dibawanya, sudah terlihat di Ruang secretariat RS itu.
Dhea yang sedang tak karuan perasaannya saat itu juga menghubungi keluarga Riefa.
Tapi tak ada pikiran sama sekali untuk menghubungi Neza, cewek yang sangat special di hati Riyan yang tidak pernah deketahui oleh Dhea.
Hingga 3 hari di rawat, Riyan belum juga sadar. Dhea yang sedari kemarin berada di kursi dekat Riyan berbaring menangis dengan begitu deras dan berharap Riyan segera sadar.
Tapi nihil…
Riyan belum juga bangun dari tidurnya.
Malam haNezaa, gantian ibunya yang berada di kursi itu.
“Riyan, bangun sayang. Riyan denger bunda kan?”
Tak ada respon sama sekali.
“Riyan tau? Disini kita mengharap datangnya senyum Riyan lagi.”
Sekarang hanya ada ibunya yang berada di ruangan itu. Dhea, Egi dan juga dosennya lagi keluar sebentar.
“Riyan harus bisa mempertahankan Neza nak? Riyan bangun untuk Neza, sayang?”
Ibunya yang sejak tadi berkata dengan sendiNezaa sambil memegangi tangan Riyan yang putih, tak ada respon sama sekali dari Riyan.
Tapi beberapa menit kemudian, setelah ibunya berkata hal tentang Neza. Tangan yang beliau pegang itu bergerak sedikit demi sedikit.
Lalu di bukanya kedua mata Riyan.
Betapa kagetnya ibu Riyan. Begitu dia melihat kejadian itu, dengan segera perempuan setengah baya itu memanggil dokter.
Dhea dan juga yang lain. Mengikuti langkah dokter dan masuk ke ruangan itu.
Dipandanginya wajah Riyan oleh Dhea.
Meskipun berbalut perban putih di kepalanya, Riyan masih tetap kelihatan manis dengan senyumnya.
“Riyan,..” panggil Dhea perlahan.
Riyan hanya terdiam tak berkata apapun. Pandangan matanya menyapu seluruh ruangan itu.
“Riyan sayang, bunda di sini nak?” kata ibunya bergantian memperkenalkan diri.
Semua orang yang berada di ruangan itu tersenyum bahagia.
“Kalian siapa?” perlahan Riyan membuka mulut.
DEGG…!!
Semua orang heran dengan pertanyaan yang barusan di lontarkan dari mulut Riyan.
“Riyan, ini bunda sayang.”
“Bunda??” Tanya Riyan keheranan.
“Dokter, ada apa dengan anak saya?!” Tanya ibunya dengan perasaan yang tak karuan.
“Anak Anda Amnesia. Kepalanya terbentur, sehingga sel-sel pada otaknya ada sebagian yang hilang.”
“Yan, lo masih inget gue kan?” kali ini sikap Egi serius dengan tangisannya.
“Kalian semua pergi.” Kata Riyan dengan lirih.
Kepala Riyan begitu sakit, bahkan dia tidak mengenali ibunya sendiri. Lalu dokter segera memeriksa keadaan Riyan.
Semua orang yang berada di luar sana tak henti-hentinya menangis.
Egi berfikir sejenak.
Lalu dia mengeluarkan Hp dan memencet nomor kemudian ditekannya tombol ) yang berwarna hijau.
Nomor Neza aktif. Tapi nggak diangkat juga panggilan itu.
Dengan cepat Egi mengetik secarik kalimat dan berisikan bahwa Riyan Amnesia.
Betapa kagetnya Neza mendengar kabar buruk itu.
***---@---***---@---***
Waktu itu ibunya susah sekali meyakinkan Riyan, bahwa dia adalah Ibundanya. Tapi akhirnya Riyan mengakui juga kalau ternyata perempuan yang selalu setia menjaganya setiap hari itu adalah Ibu kandungnya.
Tapi aneh, Riyan sama sekali nggak kenal ma Dhea, egi dan dosennya. Bahkan untuk mengakui kalo Dhea adalah ceweknya juga sulit banget.
Dhea memaklumi keadaaan Riyan yang sekarang ini.
Sekarang hanya tinggal Dhea ibunya yang tingal di Rumah sakit itu. Karena yang lain harus mengurus kerjaannya masing-masing di kampus.
Namun beberapa hari kemudian Dhea menyusul untuk kembali ke jogja lagi karena dia juga harus mempersiapkan ujian.
So .. sekarang hanya tinggal ibunya aja.
Kini ibunya udah mulai beradabtasi dengan keadaan Riyan yang seperti sekarang.
Beliau udah bahagia banget melihat senyum Riyan setiap haNezaa. Meskipun dalam keadaan berbaring di tempat tidur.
Siang hari yang panas, membuat tubuh Riyan yang ada dalam baringan tempat tidurnya berbalut sinar matahari yang terpantul dari kaca jendela ruangannya.
Bahkan mungkin matahari itu menyaksikan berbagai macam canda tawa Riyan dengan ibunya di ruangan itu.
“Masak sih bunda?! Pasti Cuma bo’ongan aja kan?!” Tanya Riyan dalam perbincangan mereka.
“Iya Riyan, masak bunda bohong sama Riyan.” Jawabnya dengan penuh tawa.
“Ya deh Riyan percaya. Tapi bunda, Riyan boleh nggak Tanya sesuatu ma bunda?”
“Tentu boleh dong sayang. Memangnya Riyan mau Tanya apa?”
“Bunda, meskipun Riyan udah deket banget ma bunda, tapi sekarang ini Riyan belum sepenuhnya tau kalo bunda adalah ibu kandung Riyan.” Sejenak mereka terdiam.
“Yang pengen Riyan tanyain, apa bunda kenal sama Neza?”
DEGG!! … DEGG!!!!!
“Riyan inget sama Neza, nak?” Tanya bunda dengan senyum bahagia.
Aneh banget kali…
Dalam keadaan Riyan yang lagi Amnesia sekarang ini, dia masih juga inget ma Neza.
“Riyan nggak tau bunda. Sedari kemarin, Riyan hanya inget nama itu. Dan ketika bunda bilang sama Riyan kalo Riyan harus bangun untuk Neza, Riyan sangat berjuang untuk itu bunda.”
“Siapa sebenarnya dia bunda?”
“Subhanallah Riyan,.. bunda bangga sama kamu nak. Dalam keadaan seperti ini, hanya Neza yang bisa kamu ingat sepenuhnya.” Air mata mengalir di pipi permpuan setengah baya itu.
“Neza adalah seorang perempuan yang sangat special buat Riyan. Neza adalah seseorang yang selalu buat Riyan tersenyum. Neza adalah seorang yang menjadekan hidup Riyan lebih berwarna dan Neza is the best and very special for your heart.”
***---@---***---@---***
Malam itu ketika Riyan sedang beristirahat, ibunya menemui dokter di ruangannya.
“Dok, saya mau menanyakan hal yang belum saya ketahui tentang penyakit yang diderita anak saya.”
“Silakan, bu!”
“Dok, bagaimana mungkin anak saya masih mengenali seseorang di masa lalunya. Sedangkan saya ibunya sendiri dia masih ragu untuk mengakui saya dok?”
“Begini, bu. Sel-sel yang ada di dalam otak Saudara Riyan tidak semuanya hilang. Dengan begitu masih ada memory yang ada di dalam otak tersebut dan ada juga memory yang hilang.”
“Jadi seperti itu ya dok? Kalo begitu terima kasih banyak, dok.”
“Sama-sama bu, tapi ibu jangan khawatir. Seorang ibu pastinya sangat mudah untuk meyakinkan dengan kasih sayang yang anda miliki dan saudara Riyan pun akan mengenang selamanya. Percaya itu bu!!”
“Baik, terima kasih sekali atas saran dokter. Kalo begitu saya permisi dulu dok. Terima kasih banyak.” Ucapnya sekali lagi.
***---@---***---@---***
Riyan udah mulai pegang hpnya. Dia mengingat kembali ketika dia melihat sebuah nomor yang ada dalam phonebooknya yang tertuliskan My Love_4eVer.
Tak lain adalah nomor Neza. Apa dia masih bisa inget ya? Semoga aja masih.
Riyan mencoba untuk calling nomor itu.
Tut…tut…
Aktif. Tapi nggak ada yang angkat. Sekali lagi Riyan mencoba call tu nomor. Tapi nggak diangkat juga.
Tapi tiba-tiba handphone itu berbunyi dan tertuliskan 1 Message received. Dengan segera dibukanya message itu.
Riyan membaca pesan itu. Message itu dari nomor yang baru saja Riyan pikirin tadi atas nama My Love_4ever.
Hidup adl srangkaian scenario. Mmbwtx mjd episode2 yg bgs adl kniscayaan. Sygx kdang qt ta’ penh twp ran pa yg ingn bnr2 qt lkukan. Sbab mmg bnyk hal yg ta’ qt knal & fahami. Mka ta’ snggup q ucpkn kta rindu utk adx. Ka2k msh igt kta2 tu kn?
Siapa dia sebenarnya?! Kenapa dia panggil aku kakak? Apa dia adek aku? Ucapnya sambil membolak-balikkan hpnya.
***---@---***---@---***
Ternyata Neza udah tau kalo Riyan Amnesia. Siapa yang kasih tau dia? Egi Maybe. Hhh ntah lah!
Riyan masih juga bingung dengan message dan nomor itu. Sepertinya dia pernah kenal tu nomor. Tapi??
Dibalasnya juga sms dari nomor yang dianggapnya misterius buat Riyan.
Km s!apa?n dr mn km dpt kta2 !t? sekilas Riyan ingat kalo itu adalah nomor hp Neza. Lalu dia meneruskan aktivitasnya. Pa km adxNy Neza? dan dekirimnya message itu ke nomor tadi 081931706295.
Maf kak bru blz. Iya ni emg Neza. Bkn adknya Neza. Kak Rherhen inga m aq g?dlu ka Rherhen prnh ksh aq bneka n gntungan gp. Ka2k ingt g?
Berkali-kali Neza mencoba agar Riyan bisa mengingat kembali kenangannya dulu, meskipun Neza nggak sadar kalo dia dicintai oleh seorang cowok yang lagi berbaring di RS, seorang cowok yang dianggapnya kakak buat dia.
Tapi Neza adalah cewek yang hebat. Meskipun dia mengenal Riyan hanya sebatas kakak adekdan sama sekali nggak ada hubungan keluarga bahkan diapun sama sekali belum pernah bertemu dengan Riyan, tapi dia bisa merasakan bagaimana jika dia kehilangan Riyan.
Dia ngerasa takut banget ketika denger kabar dari Egi kalo Riyan kecelakaan dan Amnesia.
Jgrek…
Pintu ruangan Riyan berbunyi.
Riyan sadar kalo ibunya datang dengan ekspresi sedikit kaget.
“Bunda…” panggilnya perlahan.
Ibunya tersenyum melihat anaknya dalam keadaan membaik.
“Bunda, Riyan mau nanya sesuatu. Boleh?”
“Tentu boleh dong sayang.”
“Bener nggak sih ini nomor hp Neza?” Riyan memperlihatkan hpnya ke arah ibunya.
“Coba bunda liat, em… iya bener. Memangnya ada apa nak?”
“Tadi dia sms, bunda.”
“Neza sms? Dia bilang apa sayang?”
“Neza memberikan kata-kata indah buat Riyan. Dan aku ngerasa kenal banget sama kata-kata itu bunda?”
“Yah, Riyan mengenalnya. Selamanya kamu tidak akan pernah melupakannya. Bunda yakin itu nak?” kata ibunya seakan-akan tau kata-kata yang ada dalam message itu.
Ibunya pun meneteskan air mata ketika mendengar cerita dari anak semata wayangnya.
Sungguh hebat cinta kalian, nak. Bunda salut dengan perjuangan dan ketulusan hati kamu. Dhea saja kamu tidak mengenalnya sekarang, tapi dalam keadaan kritis seperti ini kamu hanya ingat Neza seorang. Bunda salut sama kamu Riyan. Ucapnya dalam hati.
Suara sepatu mendekati ruangan Riyan. Dengan baju dan seragam topi putih yang dekenakannya. Suster itu membuka pintu ruangan Riyan dengan membawakan obat serta makan dan minuman untuk pasiennya.
“Maaf bu, boleh saya periksa dulu?” kata suster itu dengan lembut dan senyum yang menghiasi bibirnya.
“Oh silakan, suster. Kalo begitu saya keluar dulu.” Kata bunda Riyan sambil menuju pintu.
***---@---***---@---***
Suster itu emang masih keliatan muda banget.
Diperkirakan seumuran 19 atau 20 tahun gitu. Lagi praktek kali ya?!
“Saudara Riyan ya?”
“Iya sus, tapi suster panggilnya Riyan aja ya?” jawab Riyan dengan ramah.
“Okey!! Hm… kalo boleh jujur, Saudara Riyan itu … eh maaf, Riyan maksudnya…”Suster itu terkecoh lagi.
“Riyan mirip kayak Enda Ungu loh!” lanjut suster itu dengan tersenyum.
“Ah masa sih! Suster bisa aja.
“Beneran kok, hihi…” suster itu tertawa renyah sambil memeriksa Riyan.
“Oya sus, nama suster siapa?”
“Panggil aja Viona. Saya emang belum lama kerja di sini. Jadi masih agak canggung gitu untuk merawat pasien.”
“Tapi kayaknya suster biasa aja kok. Dan nggak keliatan nervous sama sekali. Oh suster baru ya, pantes aja!”
“Pantes kenapa?” Tanya suster viona penasaran.
“Masih keliatan muda banget”
“Oh…..!” kata suster viona sambil tersipu malu.
“Oya sus, eh viona. Hm.. pernah nggak ada pasien kayak aku?”
“Maksudnya?”
“Ya yang lagi kritis Amnesia kayak aku gini”
“Oh… kemarin sih ada, tapi dia udah meninggal.”
“Jadi, pasien yang kayak aku gini pasti meninggal ya?”
“Nggak juga kok, kamu termasuk pasien yang hebat. Bisa langsung mengingat dalam keadaan kritis. Meskipun nggak banyak memory yang kamu inget sekarang.” Puji viona.
“Tapi vio, kenapa yang pasti aku ingat hanya 1 orang? Bunda pun masih belum sepenuhnya.”
“Orang itu sangat special kan buat kamu?” tebak viona.
“Kok kamu tau?”
“Ya nebak aja. Karena seseorang yang dicintai dengan tulus, sampai kapanpun tak akan terlupakan. Dan sangat special di matanya dalam keadaan apapun.”
“Trus kenapa seseorang yang katanya dia cewek aku di masa lalu, aku justru tidak mengingatnya sama sekali?”
“Itu karena ketulusan cintamu nggak sepenuhnya buat dia.” Jawab viona singkat.
“Ya udah kalo gitu, sekarang Enda makan dulu ya? Saya mau periksa pasien yang lain.” Lanjutnya.
“Iya, makasih banyak ya?”
“Okey Your welcome. Kalo ada apa-apa panggil saya ya? Da Enda …”
Suster viona emang orangnya baik, sopan dan ramah sama pasien.
Selagi suster viona udah menghilang dari ruangan itu, Riyan berfikir sejenak. Dia masih mikirin kata-kata viona tadi.
***---@---***---@---***
Tak habis pikir. Sekarang Riyan udah nggak ngerasa kesepian lagi di RS. Yang dulunya hanya berbaring dan ditemani ma bunda. Tapi sekarang tiap haNezaa udah ada temen ngobrol.
Riyan juga sering ceritain Neza ke suster viona. Dan viona pun respond banget sesekali kasih saran ke Riyan.
Saking akrabnya suster viona panggil Riyan Enda.
***---@---***---@---***
Tak lupa juga Riyan always sms Neza tiap hari. Tapi sekarang Riyan udah mulai inget juga ma Riefa. Maybe karena besok dia ultah kali ya?
Ditanyakan juga hal itu ke ibunya. Lalu ibunya cerita panjang lebar tentang Riefa. Mengingatkan kembali hal-hal yang udah dilakukannya di masa lalu Riyan ma Riefa.
Seorang adek sepupu yang sayang banget ma Riyan. Dan Riyan pun juga! Besok dia ulang tahun.
Tepatnya tanggal 22 April 2007. Ibunya juga cerita waktu Riyan ulang tahun. Ibunya cerita di waktu hari-hari ulang tahun Riyan maupun Riefa.
Riyan yang sejak tadi mendengar cerita ibunya, dia tersenyum-senyum sendiri.
Tiba-tiba keluar air mata dan mengalir di pipi Riyan. Ibunya kaget sesaat.
“Riyan kenapa, sayang?”
“Bunda, Riyan ngerasa manusia paling bodoh.”
Mereka berdua tak berkata apapun.
“Kamu nggak boleh bicara seperti itu, sayang? Ini semua kehendak Allah. Riyan harus berjuang untuk mengingat kembali memory Riyan.”
Riyan hanya terdiam. Lalu diusapnya air mata yang mengalir di seluruh wajah Riyan.
Tiba-tiba aja Dhea dateng ke ruangan itu. Karena emang udah 4 hari Dhea ada di jogja dan kembali lagi untuk Menjenguk pacarnya.
“Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikum salam.” Jawab Riyan dan ibunya serentak.
“Riyan….” Perlahan Dhea mendekati Riyan lalu memeluknya.
Riyan hanya tersenyum karena masih belum sepenuhnya tau siapa cewek itu.
Begitu Dhea melepaskan pelukannya, ibunya memberi tau Riyan, kalo cewek yang ada di hadapannya itu adalah ceweknya.
“Tante, apakabar? Gimana keadaan Riyan tante?”
“Alhamdulillah tante sehat. Riyan udah membaik kok sayang.”
“Dhea, tante tinggal sebentar ya? Riyan bunda keluar sebentar ya nak?” ibu Riyan pamit keluar dan menghilang dari ruangan itu.
“Yan, kamu masih inget aku kan? Ujian kemaren aku nggak bisa konsen gara-gara mikirin kamu.” Ujar Dhea membuka pembicaraan.
“Ya,.. lumayan inget. Dhea, maaf ya kalo aku belum sepenuhnya inget soal kita.”
DEG!!
Detak jantung Dhea berhenti sesaat ketika mendengar Riyan memanggilnya dengan sebutan Dhea. Bukan Cantik.
“Em… iya, nggak papa. Yang penting kamu baik-baik aja.” Jawab Dhea terpaksa.
“Oyah, kok handphone kamu nggak aktif?”
“Handphone? Aktif kok.”
Riyan nggak tau hp yang dimaksud Dhea. Hp yang berisikan kartu Simpati. Tapi Riyan pikir hp yang lagi dipegangnya yang dulunya pernah dekasih nama sama Riefa HP merk Nokia Neza. Karena emang hp itu hanya untuk Neza aja. Sedangkan yang satunya dia udah nggak inget lagi. Ntah ada dimana!
Dhea melihat hp itu.
“Itu handphone siapa, yan?”
“Hp aku”. Jawabnya singkat.
Dhea berpikir sejenak. Riyan emang udah berubah total. Dia udah nggak romantis lagi kayak dulu. Apa Riyan udah nggak sayang lagi ma aku? Katanya dalam hati.
“Em.. hp kamu? Kalo gitu, coba deh aku calling.” Tanya Dhea penasaran ketika ngelihat hp Riyan beda.
Dhea mengambil hpnya lalu dipencetnya nomor Riyan 08138290XXXX. Tapi ….
“Riyan, hpnya di silent ya? Kok nggak bunyi?”
Riyan bingung sendiri dengan pertanyaan Dhea.
“Ya udah lah, nggak penting. Yang labih penting buat aku adalah kesembuhan kamu, Riyan?”
Riyan tersenyum menatap wajah cantik Dhea.
Kenapa cewek ini begitu perhatian sama aku. Sedangkan aku tak kuasa membalas kebaikannya. Sejauh mana hubungan aku ma Dhea dulu? Pekik Riyan dalam hati.
“Pagi semua….” Sapa suster viona dengan ramah. “Maaf, bisa diperiksa dulu?”
Tiba-tiba aja suster viona datang untuk memeriksa keadaan Riyan. Kemudian Dhea pun keluar dari ruangan itu.
“Pagi Enda, gimana semalem tidurnya, nyenyak?” sapa suster viona sambil sibuk memeriksa Riyan.
“Pagi juga vio, ya lumayan. Meskipun ditemenin ma nyamuk.”
“Masa?! Di sini kan nggak ada nyamuk”
“Nggak.. just kidding kali!!”
“Ah kamu, suka gitu deh!”
“Hahaha…”
Suster viona tersenyum lebar melihat Riyan bisa tertawa lepas kayak gitu.
Di luar sana terdapat Dhea yang sedang menunggui Riyan yang baru diperiksa. Dibalik kaca, dia ngerasa Jealous waktu lihat suster viona dan Riyan bisa ketawa-ketawa.
Dengan sendiNezaa dia nylonong masuk.
“Udah selesai, sus? Atau masih lama?” pertanyaan itu keluar dengan wajah sinis.
Riyan dan suster viona hanya terdiam. Suster viona pun segera memberesi peralatan.
“Em… sudah, mbak. Maaf ya sudah menunggu lama. Kalo begitu saya keluar dulu. Mari mbak..” kata suster viona dengan ramah.
Dhea hanya mengangguk.
Tapi ketika viona hendak beranjak dari samping tempat tidur Riyan, dengan segera Riyan menarik tangan viona.
“Vio, makasih ya?”
Viona mengangguk dengan senyuman mautnya. Lalu dia keluar.
***---@---***---@---***
Hari itu Riyan akan melakukan operasi yang kedua. Semua orang tegang menyaksikannya. Lebih-lebih ibu Riyan yang sedari tadi mengeluarkan air mata. Sebelum dia di bawa ke ruang Operasi, Riyan sempat menuliskan sesuatu untuk Neza.
D! dt!k2 z9 pl9 m’nentukn dlm hdpQ.. tlh Q pst!kan htQ ..Q satukn s’9nap jwa&r9a..u/t m’ml!hmu sb9 0r9 t’akh!r dlm s!sa2 hdpQ.
Di ujung sana Neza yang lagi pelajaran pun menangis membaca kata-kata itu.
“Riyan nggak boleh putus asa ya, nak?”
“Insya Allah bunda. Doain Riyan ya bun?”
“Pasti, sayang. Bunda tidak pernah berhenti berdoa buat Riyan.”
“Yan, terus berjuang ya?” kata Dhea dengan isakan tangisnya.
“Iya, doain aku juga ya. Tapi kamu jangan nangis gini. Key?”
Dhea senang banget mendengar kata-kata itu dari Riyan. Dia seperti ngerasa kalo Riyan nggak lagi Amnesia.
Beberapa dokter dan juga beberapa suster, termasuk suster viona mendorong tempat berbaring Riyan menuju ke ruang Operasi.
Saat itu suster viona juga sempat panik ketika ikut membantu menyiapkan alat untuk dokter.
Operasi terus berjalan hingga 1 hari penuh. Menjelang operasi berlangsung, ibu Riyan memberi kabar pada keluarga di jogja serta memohonkan doa buat Riyan.
Riefa yang mendengar kabar itu, otomatis sangat khawatir dengan keadaan kakak sepupunya.
Tak henti-hentinya air mata mengalir di pipi Riefa. Dia selalu berdoa untuk kesembuhan kakaknya.
Aku harap kakak bisa pulang. Aku masih pengen maen sama kak Riyan lagi. Kakak masih punya hutang sama aku buat ngajarin maen gitar, kan? Kakak harus tepatin janji itu.
Tanpa di sadari air mata Riefa menetes di figura foto Riyan. Tak henti-hentinya Riefa bicara pada benda mati itu.
***---@---***---@---***
Ibu Riyan dan juga Dhea, yang juga disusul oleh Egi, sahabat Riyan serta dosennya. Mereka menunggu Riyan di luar ruang Operasi.
Air mata terus membasahi pipi mereka. Segala perasaan panik, khawatir, dan juga perasaan takut menyertai mereka.
Egi dan Dhea berusaha menenangkan ibu Riyan, walaupun perasaan mereka juga sama kayak wanita setengah baya itu.
Setiap kali terdengar suara pintu, mereka sudah was-was. Sangat panik dengan keadaan Riyan.
Neza dan Riefa yang lagi mengikuti pelajaran pun ikut merasa khawatir dan sangat panik. Hari itu juga Riefa udah ngerasa nggak enak banget. Semoga aja nggak ada apa-apa.
Teman dekat Riefa juga ngerasa kalo sahabatnya itu lagi aneh banget hari ini. Diem, nggak kayak biasanya.
“Fa, kamu kenapa? Kamu sakit ya?” Tanya teman sebangkunya, namanya Rherhe.
“Nggak papa kok Rhe.”
“Kamu bohong Fa, hari ini kamu aneh. Nggak kayak biasanya.”
Riefa tak tahan denger pertanyaan temannya itu dan membuat tangisannya semakin menjadi.
“Rhe, hari ini kak Riyan operasi yang kedua” cerita Riefa perlahan ke temannya.
Keadaan hening sesaat. Riefa menyodorkan handphonenya ke Rherhe. “Kamu baca sms ini,”
Ria membaca seluruh sms dari Riyan.
“Fa, kamu berdoa aja biar kak Riyan operasinya lancar.”
“Aku takut banget rhe, tadi kak Neza juga sms. Dia bilang kak Riyan nitip maaf ke aku kalo dia ada salah.” Air mata Riefa semakin deras.
“Fa, udah dong. Aku yakin kak Riyan nggak papa.”
Bel masuk berbunyi, Rherhe mengajak Riefa masuk kelas.
***---@---***---@---***
JGREEGK…..!!
Pintu ruangan operasi berbunyi. Semua orang sudah beranjak dari tempat duduk.
Seorang dokter berbaju putih dan berkaca mata keluar.
Dengan cepat, egi mendekat ke dokter itu.
“Dok, bagaimana keadaan teman saya? Dia baik-baik aja kan, dok?”
Dokter itu melepas kaca matanya. Sepertinya dia mau menyampaikan sesuatu. Perlahan dokter itu mulai pembicaraannya.
“Kami sudah berusaha sekuat tenaga, tapi …” Dokter Reno tidak tega menyampaikannya.
“Tapi kenapa, dok?” Tanya ibu Riyan tidak sabar.
“Tapi Tuhan berkehendak lain. DIA memanggil Riyan untuk berada di sisi-Nya.”
Keadaan hening sesaat.
Tiba-tiba keluar beberapa suster dengan membawa sebuah seseorang yang berada di tempat pasien berbaring.
Dilihatnya sekilas, siapa pasien itu. Tak lain adalah Riyan. Betapa kagetnya mereka semua.
Egi terdiam dan duduk termangu di kursi Rumah Sakit itu. Sementara ibunya mendekatkan diri ke tempat Riyan.
“Riyan bangun sayang. Denger bunda. Riyan harus pulang nak?” bunda Riyan sangat shock dengan kepergian anak semata wayangnya.
“Riyan jangan tinggalin bunda, nak? Bangun sayang….”
Ibu Riyan berteriak-teriak memanggil nama anaknya hingga seluruh orang di rumah sakit itu melihat ke arahnya.
Di susul Dhea…..
“Riyan, kamu denger aku kan? Siapa yang akan perhatiin aku lagi, yan? Siapa yang mau denger cerita aku, yan?kamu udah janji akan selalu ngelindungin aku kan? Riyan pegang janji kamu! Jangan tinggalin aku yan? Riyan bangun ……” Dhea pun menangis begitu histerisnya.
Sementara Prof. Imam mendekati Riyan dan mohon maaf atas semua kesalahannya. Beliau pun menangis dan sangat merasa kehilangan Maha siswa tercintanya.
Lima orang suster berbaju hijau, karena sehabis dari ruang operasi. Mereka keluar dan membawa Riyan menuju ruang mayat. Tapi diantara lima suster itu, ada satu orang suster yang terlihat sangat sedih.
Tak salah lagi adalah suster viona. Dia yang begitu dekat dengan Riyan. Dia juga yang merawat Riyan setiap hari. Tapi Riyan, yang dipanggilnya Enda kini telah pergi.
***---@---***---@---***
Dhea memberi kabar buruk itu ke keluarganya. Tak lupa juga Neza serta keluarga Riefa. Apa mungkin dia bisa hidup tanpa Riyan? Apa mungkin dia bakal dekasih perhatian yang lebih lagi dari seorang cowok yang seperti Riyan?
Tapi saat itu ibu Riyan mencegah Dhea untuk memberi kabar ke Riefa. Karena dia sangat tau, gimana perasaannya. Biar keluarganya saja yang tau duluan. Karena mereka sangat tau kalo Riyan sangat dekat sekali dengan Riefa.
Dan mereka juga sangat tau, Riefa itu gampang sekali Sakit. Jadi mereka nggak mau terjadi apapun sama Riefa.
***---@---***---@---***
Hari ini adalah, pelajaran bahasa inggris di kelas Riefa. Dia udah nggak konsen banget. Guru bahasa inggris (Miss. Dani) yang biasanya di perhatikannya, kini dia hanya merasa nggak enak dengan perasaannya. Lalu dia bercerita dengan ria, teman sebangkunya.
Beberapa menit kemudian, datang dua orang kakak kelas yang sedang menghampiri Miss. Dani. Miss Dani dan teman-teman Riefa memanggil namanya.
Riefa pun agak kurang konsen dengan panggilan mereka. Lalu dia memperhatikan kakak kelas yang ada di sebelaj Miss Dani.
Kak Neza?! Katanya dalam hati. Kenapa matanya memerah? Pertanyaan Riefa campur aduk dalam hati kecilnya.
Riefa maju menghampiri Miss Dani yang baik hati itu, lalu dia minta izin untuk keluar sebentar.
Teman-teman Riefa begitu kaget ketika melihat kak Neza seperti sedang menangis. Apa Riefa punya kesalahan sama kak Neza?!
Di luar kelas, Neza hanya terdiam sambil air matanya bercucuran menetes di pipinya. Seseorang teman yang berada di sebelah kak Neza, namanya kak bekti berusaha menenangkan sahabatnya itu.
“Dek,…” panggil Neza perlahan.
“Ada apa kak?” Tanya Riefa dengan gemetaran. Pikiran Riefa udah kacau.
Nggak boleh, semoga ini berita tentang OSIS. Tapi kenapa dini dan OSIS laen nggak dipanggil? Ya Allah, tolong aku. Jangan sampai ada kata Kak Riyan dalam cerita kak Neza ini nanti. Riefa berkata dalam hati dengan gemetaran.
“Dek, kak Riyan nggak ada.” Neza memberanikan bicara meski air matanya terus mengalir.
DEGG!!
Jantung Riefa berhenti berdetak. Dia justru nggak mengeluarkan air mata sama sekali. Sakit banget dada itu dirasakannya oleh Riefa.
Dia masih nggak percaya. Tapi dalam hatinya dia takut jika itu semua benar. Riefa mengambil nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya.
Perlahan air mata itu air mata menggenangi seluruh mata Riefa. Lalu dengan cepat Riefa menyekanya.
Nggak, aku nggak boleh nangis. Ini semua nggak bener. Riefa tetap berusaha agar air matanya nggak keluar di depan kak Neza.
Semuanya hanya diam. Kak Neza, kak bekti dan juga Riefa, semua hanya diam. Riefa nggak tahan menahan air matanya. Lalu …..
“Ya udah makasih ya kak?” kata Riefa dengan sangat pelan. Lalu dia tak menghiraukan kakak kelasnya yang berada di luar.
Kak Neza kembali masuk kelas Riefa untuk mengucapkan terima kasih ke Miss Dani. Lalu kak Neza menghilang dari 1AP1.
Di dalam kelas, tak sadar wajah Riefa udah penuh dengan air mata. Miss Dani dan teman-teman pun mengetahuinya.
“Syarifah, Are You fine?”
“Yes. I’m fine”. menjawab sambil tersenyum. Padahal sangat jelas wajahnya terlihat pucat.
Rherhe teman sebangku Riefa, segera membawanya ke UKS. Miss Dani pun mengizinkannya walaupun mereka masih belum tau apa permasalahan Riefa.
Di UKS Riefa tidak berkata apapun. Yang ada hanya air matanya yang terus membasahi pipinya.
“Fa, kamu kenapa? Kamu cerita dong Fa? Jangan bikin aku khawatir kayak gini.”kata ria dengan nada agak meninggi.
Riefa mendengar kata sahabatnya itu. Lalu dia tidak tega melihat teman dekatnya itu juga ikut menangis.
Perlahan Riefa bicara pada Rherhe.
“Rhe, kak Riyan ….”
“Kak Riyan kenapa fa?” Tanya ria penasaran.
Riefa nggak tahan untuk ngomong soal itu. Tapi dia mencobanya.
“Kak Riyan… meninggal”
“Innalillahi wa ina ilaihi roji’un..”
Rherhe tau gimana perasaan Riefa. Dia pun ikut panik. Tak sengaja air mata ria juga keluar begitu derasnya, karena dia juga sempat mengenal Riyan.
“Fa, kamu mau aku temenin di UKS?!”
“Nggak usah Rhe, makasih. aku sendiri aja.”
“Ya udah, kalo gitu kamu tenangin diri dulu. Aku ke atas dulu ya?”
“Ri, tolong izin aku ke Miss Dani ya?”
“Iya. Fa. Aku ke kelas ya?”
***---@---***---@---***
Neza yang lagi pelajaran kosong, hanya duduk di bangku pojok kelasnya. Dia hanya seorang diri. Sedangkan teman-temannya pada asyik rame, tapi ada juga yang lagi belajar.
Sementara mereka lagi asyik dengan aktivitasnya, mereka juga memperhatikan Neza ketua OSIS itu.
Nggak biasanya Neza kayak gini. Biasanya dia ketawa-ketawa, bercanda dan bikin temen-temen ketawa. Tapi sekarang, kenapa dia sedih gitu? kata temen-temennya dalam hati.
***---@---***---@---***
Pemakaman segera dimulai. Riyan di makamkan di deket makam ayahnya. Tepatnya di Jalan Kelapa Gading, Jakarta.
Ibu Riyan masih belum bisa menerima semua ini. Setelah bertahun-tahun di tinggalkan suaminya, kini dia harus berpisah dengan anak semata wayangnya.
Dhea, Egi dan juga Maha siswa lain pun ikut di pemakaman itu. Ada juga beberapa dosen.
Riyan, seorang yang sangat di kagumi kepandaiannya oleh dosennya. Riyan, seorang yang pantang menyerah. Riyan yang selalu tersenyum dan nggak pernah marah. Riyan yang selalu sopan dan ramah pada semua orang. Riyan selalu buat orang seneng….. sekarang sudah saatnya dia merasakan bahagia di surga sana.
Jelas semua orang yang mengenalnya merasa terpukul dan sangat merasa kehilangan banget.
***---@---***---@---***
Hari ini Riefa hanya tinggal di rumah sendiri. Orang tuanya pergi ke Jakarta, sedangkan adeknya nginep di rumah Om. Dipandanginya foto Riyan lagi.
“Kakak jahat! Kakak udah ngecewain aku. Padahal dulu kakak udah janji nggak akan ninggalin aku. Tapi kakak pergi, tanpa kasih tau aku? Kak jahat!!” kata Riefa dengan sendiNezaa.
Di peluknya Tedy Bear warna pink dari Riyan. “Kak Riyan, pulang …. Temenin aku kak? Aku di rumah sendiri.”
Sekilas Riefa melihat gitar Riyan yang tergeletak di kamar Riefa. “Kapan kita belajar gitar lagi kak? kakak pasti ngajarin maen gitar lagi kan?” kata Riefa sambil menangis.
Riefa mungkin kecapekan karena dia juga sama sekali belum makan. Sejak tadi kerjaannya Cuma nangis aja. Dia ketiduran.
Sampai malam hari jam 01.00 WIB dia terbangun. Dia tersadar kalo diNezaa tertidur tidak pada tempatnya. Dilihatnya weker yang ada di Meja Belajar Pinknya. Jam 01.00.
“Udah jam segini, kenapa kak Riyan belum pulang?”ujar Riefa dengan teriakan tangisnya.
Riefa terisak lagi dengan tangisannya.
***---@---***---@---***
Tiga hari setelah Riyan meninggal, orang tua Riefa segera pulang ke jogja. Riefa pun masih dalam kesedihannya. Begitu juga dengan Neza yang tak henti-hentinya bersedih karena sangat merasa kehilangan.
Ibunda Riyan juga segera pulang karena beliau tidak mau terlalu larut dalam kesedihannya.
Tapi beberapa hari ini, ibu Riyan terhibur oleh Neza. Cewek yang dicintai Riyan di masa lalunya.
Ibu Riyan udah sering sms Neza dan sering cerita soal Riyan. Tapi dalam akhir ceritanya…
“Neza, klau blh jujur. Ibu mau menceritakan semua ke Neza”
Begitulah kira-kira dalam smsnya.
“Emang ibu mau cerita apa? Ibu cerita aja, nggak pa2 kok.” Segera saja sms itu dibales ma Neza.
“Tpi Neza janji tdk akn benci sma Riyan, kan?”
“Iya bu, rini janji”
“Sbenarnya dlu Riyan sayang sma Neza, & Neza lah cinta sjati buat Riyan.”
GLEGG….!!
Lama sekali menunggu balasan dari Neza. Sehingga ibu Riyan sms Neza lagi. Jelas Neza shock banget membaca sms itu.
“Neza baik2 sj kan, nak?”
“Maf bu bru bls. Hm… tp ka Dhea?”
“Riyan memang sayang sm Dhea. Tp tdk stulus syang Riyan ke Neza. Lbih jelasnya, rini Tanya sj sma dekRiefa. Dia lebih tau bnyak drpd ibu, nak.”
***---@---***---@---***
Setelah mendengar semua itu, Neza sangat terpukul dan sangat menyesal dengan kepergian Riyan.
Bahkan Neza sering banget sms ke nomor handphone Riyan. Meskipun nggak ada yang membacanya. Tapi dia yakin, kalo Riyan tau semua perasaan Neza.
Neza pun menyatakan perasaannya ke Riyan dalam setiap doanya.
Riefa juga sering banget ceritain soal kakaknya ke Neza. Dan ternyata Neza juga sebenarnya ada rasa ke Riyan. Sebenarnya dia juga sayang banget sama Riyan. Meskipun masing-masing udah ada yang punya.
Dan kini Neza baru tau, tentang cerita ian, agung, dan juga adi yang telah membuat Riyan Jealous. Neza baru sadar, akan hilangnya seseorang yang ternyata mencintai diNezaa.
Neza sekarang sering sekali minta info tentang Riyan ke Riefa. Dia nanyain bagaimana Riyan ceritain tentang dia ke Riefa.
Dan Riefa pun menceritakan semuanya. Riefa juga sering banget kirimin puisi-puisi yang ada di Draf handphone Riyan. Bahkan Riefa juga sering kasih Diary special Riyan ke Neza.
***---@---***---@---***
“Kak, kenapa kakak pergi?.. Masih banyak hal yang pengen aku ceritain ke kakak... Sebenarnya aku juga sayang sama kakak. Tapi aku rasa ini semua nggak mungkin, kak? Ada kak Dhea dan juga ian. Aku nggak pernah nyangka ini semua bakal terjadi.” Neza menangis di kamarnya menyesali kepergian Riyan.
Gantungan Handphone dan novel dari Riyan, diambilnya dari almari yang telah tertata rapi. Lalu dipandanginya novel dan gantungan hp itu.
Kenapa kakak nggak bilang dari dulu kalo kakak sayang sama aku? Aku sama sekali nggak berfikir sejauh itu kak? Karena aku pikir kakak hanya menganggap aku sebagai adek, selayaknya dek Riefa.
Setiap kali Neza membaca puisi dan sms-sms Riyan, Neza selalu menangis, mengingat kebaikan Riyan ke dia dan juga kasih sayang Riyan ke dia.
Malam hari yang dingin dengan rintikan hujan di luar jendela kamar Neza.
Rintikan hujan itu menjadi saksi bisu Neza yang lagi terdiam berdiri dan memandangi gerimis itu. Lalu Neza megambil posisi duduk. Dia putuskan untuk mengambil gitar dan dibawanya keluar rumah.
Sekarang Neza udah berada di luar rumah dengan gitar kesayangannya. Perlahan dia petik gitar itu. Lalu dia menyanyikan sebuah lagu favorit Riyan, yang berjudul Kenangan Terindah dari SAMSON BAND.
Dari tiap bait, Neza pasti mengeluarkan air matanya. Dia teringat jelas betapa berharganya Riyan. Di ingatnya kembali perjuangan Riyan untuk bisa dekat dengan Neza. Perjuangan Riyan untuk bisa buat dia bahagia meskipun Riyan harus terluka.
Perlahan diletakkannya gitar itu di dekat sebuah kursi.
“Kak, maafin aku… Aku udah banyak membuat kakak sakit. Aku sama sekali nggak tau dengan sikap kakak ke aku selama ini. Aku pikir, kakak hanya sayang sama kak Dhea ….. –tapi kenapa kakak nggak bilang ke aku kalo kakak sayang sama aku, kak? Kenapa kakak hanya diam saja dan menerima semuanya?” Neza bicara dengan nada tinggi.
“Aku nggak pernah benci sama kakak. Karena kakak selalu baik sama aku. Neza juga sayang sama kakak. Neza kangen sama kak Riyan. Neza rindu canda tawa kakak”
“Kenapa kakak tega ninggalin aku... Sekarang Neza ada di luar karena aku harap kakak datang dan menemui Neza malam ini.” Kata Neza dengan nada pelan.
Hingga jam 22.00 Neza masih juga beranjak dari tempat itu. Orang tuanya khawatir sekali melihat Neza seperti itu. Tiba-tiba ibu Neza keluar menyusul anaknya perempuannya.
“Neza, masuk yuk ! Ini sudah malam. Hujan lagi! Udah ya, Neza tidur gih!” ajak ibu Neza dengan penuh perhatian.
Neza hanya terdiam.
“Nak, kamu nggak boleh terlalu larut dalam kesedihan seperti ini. Kasihan Riyan juga kan? Ibu yakin, dia pasti juga sedih kalo melihat kamu seperti ini.” Kata ibu Neza menenangkan anaknya.
Neza tak berkata apa-apa lalu mengikuti ibunya yang sedang menuntunnya ke kamar.
***---@---***---@---***
Malam berikutnya Neza pun terdiam memandangi gelapnya langit di luar sana. Neza kembali merenung dengan kepergian Riyan. Lalu sekilas dia melihat bulan purnama di atas sana.
Dipandanginya terus bulan yang indah itu. Dia mengingat kata-kata Riyan dulu tentang bulan purnama. Neza pun tersenyum karena ingat dengan kata-kata itu.
“Kak, malam ini ada bulan purnama yang indah banget…. Kakak juga pasti liat kan?” kata Neza dengan senyum termanisnya.
“Kakak tau nggak, malam ini Neza kangen banget sama kakak. Tapi karena bulan purnama itu, Neza jadi lebih tenang. Karena Neza ngerasa kalo bulan purnama itu dari kakak.” Neza tersenyum.
“Sekarang Neza sadar, kalo Neza nggak boleh sedih lagi. Karena Neza tau kalo Neza sedih, kakak juga pasti akan sedih di sana. Apa kakak yang minta Allah mengirimkan bulan purnama itu buat Neza? Kak, sampaikan syukurku pada Allah karena punya seorang kakak yang baik seperti kak Riyan.” Neza mengambil nafas panjang.
“Kakak bener, cinta tak harus memiliki. Karena cinta yang tulus, pasti akan bisa membuatnya bahagia dengan cintanya. Begitu juga dengan Neza kak. Kakak udah sayangin Neza dengan tulus, sehingga sekarang ini Neza ngarasa bahagia banget karena cinta tulus kakak. Thanks for Your love,my brother?”
Kak, Neza tau. Walaupun cinta kakak ke Neza hanya ada dalam hati kecil kakak, tapi Neza janji bakal balas semua itu buat kakak. Neza janji akan selalu sayangi kakak walaupun di dunia yang berbeda. I’m Never forget you. I’m sure with your love to me. I Love You Forever… ;-)
***---@---***---@---***
“Bulan purnama yang indah, jagain kak Neza ya? Jangan sampai sedih seperti kemaren lagi. Karena Riefa sayang banget sama dia. Kak Neza udah kayak kakakku. Dia seperti kak Riyan yang aku sayangi selama ini”. Kata Riefa yang juga lagi melihat bulan purnama itu.
Meskipun cinta Riyan hanya ada dalam hati kecilnya, tapi kita semua tau kalo cintanya tulus banget ke Neza. Sehingga Neza pun bisa menerima kepergiannya. Dan sekarang Neza bisa tersenyum bahagia karena cinta Riyan yang tulus ke dia.
Mungkin juga Riyan udah tau kalo ternyata Neza juga sayang sama dia. Semoga Riyan bahagia di surga sana. amien …. ^__^
***---@---***---@---***
Sebulan setelah Riyan meninggal, Riefa ingat banget pada pesan kakaknya. Dia ingin selalu melihat Neza bahagia. Di sekolah, Riefa sekilas memperhatikan Neza yang lagi ketawa-ketawa sama temen-temennya. Beda banget sama kemaren-kemaren. Riefa pun tersenyum melihatnya dan berkata dalam hati.
Kak Riyan,
Kak Neza baik-baik aja,
semoga kakak bahagia di surga sana...
THE END
0 komentar:
Posting Komentar