HIDUPKU KELAM



Ku tak mampu berkata dihadapan kalian
kalian hanya mampu menghina seseorang tanpa melihat diri sendiri
meski hari demi hari ku hadapi dengan sabar
hari esok ku penuhi dengan semua harapan
tak ada seorang pun yang mendukung
ku arungi kehidupan dunia dengan sendirian

               Ku pun merasa kesepian di dunia yang ramai
               ku merasa tak dibutuh kan di dunia yang sulit
               ku terpasung di dunia yang luas
               ku terpejam di dunia yang indah
               ku menangis di dunia yang penuh tawa
               Aku pun membisu di dunia yang berisik

Hidup ku penuh dengan teka-teki
namun tak ada yang membantu menyelesaikannya
di dunia ini ku ingin kalian
tapi kalian tak memandang ku saat ku berbicara
ku harus hidup di dunia yang kejam ini sendirian
dan aku pun harus bertahan dari hidup keras

Hanya kata maaf dan terima kasih yang mampu aku beri
tak ada satu kata indah pun yang mampu kuberikan pada kalian
aku bagaikan malam dan kalian adalah siangnya
aku pun bagaikan bumi yang selalu kalian injak
dan kalian bagaikan langit yang selalu di junjung
tapi yang ku harap agar mata ku
tak selalu memandang langit yang tinggi
tetapi mensyukuri semua yang telah ada pada ku

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TUGAS PAK RUDI


A.     JUDUL
PENGARUH PENGELOLAAN KEARSIPAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR GAPENSI KABUPATEN JAYAWIJAYA

B.     LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap pekerjaan dan kegiatan kantor, baik pemerintah maupun swasta memerlukan penyimpanan, pencatatan serta pengolahan surat, baik kedalam maupun keluar dengan sistem tertentu dan dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan ini disebut dengan istilah Administrasi Kearsipan. Kearsipan sebagai salah satu kegiatan perkantoran merupakan hal yang sangat penting dan tidak mudah. Arsip yang dimiliki oleh organisasi harus dikelola dengan baik sebab keunggulan pada bidang kearsipan akan sangat membantu tugas pimpinan serta membantu mekanisme kerja dari seluruh karyawan instansi yang bersangkutan dalam pencapaian tujuan secara lebih efisien dan efektif. Informasi yang diperlukan melalui arsip dapat menghindari salah komunikasi, mencegah adanya duplikasi pekerjaan dan membantu mencapai efisiensi kerja.
Arsip mempunyai nilai dan peran penting karena arsip merupakan bahan bukti resmi mengenai penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan kehidupan kebangsaan Bangsa Indonesia, sehingga dalam rangka usaha untuk meningkatkan daya guna dan tepat guna administrasi aparatur Negara, telah ditetapkan Undang-Undang No 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan Pokok-Pokok Kearsipan. Tujuan kegiatan kearsipan yang diselenggarakan oleh pemerintah dimaksudkan untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah. (Pasal 2 Undang-Undang No 7 Tahun 1971).
Arsip sebagai pusat ingatan dan sebagai sumber informasi tertulis harus tersedia apabila diperlukan agar kantor dapat memberikan pelayanan yang efektif. Oleh karena itu suatu kantor dalam mengelola kearsipannya harus memperhatikan sistem kearsipan yang sesuai dengan keadaan organisasinya dalam mencapai tujuannya. Efektivitas pengelolaan kearsipan dipengaruhi pula oleh pegawai yang bekerja pada unit kearsipan, sarana atau fasilitas yang dipergunakan dan dana yang tersedia untuk pemeliharaan arsip.
Untuk dapat mengemban tugas seperti ini, pegawai yang bekerja pada bagian kearsipan bukan hanya ditunjang oleh faktor kemauan terhadap pekerjaannya, melainkan juga harus dibekali keterampilan khusus mengenai bidang kearsipan. Faktor manusia dalam unit kearsipan sangatlah penting peranannya, sebab manusia di unit kearsipan ini harus terampil dalam teknis kearsipan, sehingga mampu menggerakkan instansinya untuk mencapai arah/tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.
Kantor Gapensi Kabupaten Jayawijaya adalah salah satu instansi swasta mitra pemerintah  yang bertugas untuk menciptakan badan usaha yang berkualitas. Kecenderungan permintaan jasa konstruksi harus dimanfaatkan dengan baik.  Untuk mendukung terlaksananya tugas dan fungsinya, kantor Gapensi Wamena memerlukan data dan informasi. Salah satu sumber data dan informasi tersebut adalah arsip. Karena arsip adalah bukti dan rekaman dari kegiatan mulai dari kegiatan terdepan sampai pada kegiatan pengambilan keputusan. Fungsi arsip sebagai ingatan, pusat informasi dan sumber sejarah perlu dikelola dengan baik agar dapat memperlancar seluruh kegiatan dan proses pekerjaan kantor yang berhasil guna dan berdaya guna. Dalam hal ini unit kearsipan harus senantiasa siap untuk memberikan pelayanan informasi yang akurat dalam memecahkan masalah administrasi pada umumnya dan dalam manajemen kearsipan pada khususnya.
Walaupun kearsipan mempunyai peranan yang penting dalam administrasi, namun di dalam kegiatan perkantoran masih banyak kantor-kantor (pemerintah maupun swasta) yang belum melakukan penataan arsip dengan baik. Masih banyak dijumpai arsip yang hanya ditumpuk di dalam gudang, sehingga arsip cepat rusak dan sulit ditemukan kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan. Hal ini juga dialami oleh Kantor Gapensi Kabupaten Jayawijaya Wamena. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis, kantor ini masih menemukan kendala dalam pemeliharaan arsip yaitu pegawai lupa mengembalikan arsip yang dipinjam ke tempat penyimpanannya dan tidak adanya sanksi yang diberikan oleh pegawai yang tidak mengembalikan arsip.
Oleh karena itu agar arsip dapat memberikan informasi secara maksimal, maka diperlukan pengelolaan kearsipan yang baik dan teratur. Sehingga akan membantu pimpinan dalam merencanakan dan mengambil keputusan, selain itu juga dapat menghemat waktu, tenaga, fikiran dan biaya. Dengan demikian pengelolaan kearsipan di kantor harus ditingkatkan guna menunjang peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja kantor.
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengelolaan Kearsipan Terhadap Efisiensi Kerja Pegawai pada Kantor Gapensi Kabupaten Jayawijaya”

C.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Adakah pengaruh pengelolaan kearsipan terhadap efisiensi kerja pegawai pada kantor Gapensi Kabupaten Jayawijaya?
2.      Seberapa besar pengaruh pengelolaan kearsipan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor Gapensi Kabupaten Jayawijaya?

D.    VARIABEL PENELITIAN
Variabel Y            :  Efisiensi Kerja
Indikator                :  Tepat, cepat, hemat, selamat.
Variabel X            :  Pengelolaan Kearsipan
Indikator                :  -    Tata cara menyimpan surat
-    Sistem filling
-         Penyusutan Arsip

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PUBLIC RELATION


Definisi public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).
Pengertian public relation adalah: Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002,p.7).
Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap perusahaan” (2002, p.145). Sedangkan Marston mengatakan “public relation adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, p.1). Scholz (1999,p.2) mengatakan bahwa “public relation adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.
Pengertian public relation secara umum dan khusus sebagai berikut:
1. Pengertian Umum
Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Crystallizing Public Opinion menyebutkan bahwa public relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).

2. Pengertian Khusus
Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002). Dalam buku dasar-dasar public relation (Wilcox dan Cameron,2006,p.5) juga mengatakan bahwa “public relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”. yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Tujuan Public Relation
Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003).


Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relation adalah sebagai berikut:
a.       Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
b.      Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
c.       Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.
d.      Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan mereka
e.       Mendukung bauran pemasaran.

Jefkins (2003, p.54) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan public relation sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b.      Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
c.       Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
d.      Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru.
e.       Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
f.        Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan.
g.       Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
h.       Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
i.         Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.
j.        Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
k.      Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
l.         Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
m.     Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
n.       Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.
Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007). Selain itu public relation bertujuan untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria, 2002).

Fungsi Public Relation
Menurut Maria (2002, p.31), “public relation merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut”. Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi public relation yaitu:
1.      Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
2.      Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
3.      Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
4.      Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan bahwa public relation lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Tetapi jika fungsi public relation yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relation adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah (Black, 2002).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

VARIABEL DALAM PENELITIAN


A.     Pengertian Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata vary dan able yang berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain. Misalnya tinggi, berat  badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut-atribut dari obyek.
Menurut Kerlinger bahwa variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Sedangkan menurut Moh. Kasiram, variabel ialah segala sesuatu yang menunjukkan adanya variasi (bukan hany satu macam), baik bentuknya, besarnya, kualitasnya, nilainya, warnanya dsb. Variabel mempunyai nilai yang bervariasi. Oleh karena variabel membedakan satu objek dengan objek lain dalam satu populasi, maka variabel harus mempunyai nilai yang bervariasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

B.     Klafikasi Variabel Penelitian
Variabel dapat diklasifikasikan menggunakan beberapa cara penggolongan, yaitu: berdasarkan sifat, kedudukan, skala, dan Berdasarkan alat ukur pengumpulan datanya.
1.      Berdasarkan Sifat
Menurut sifatnya, variabel dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.       Variabel Kategori : yaitu variabel yang dapat diklasifikasi secara pilah (mutually exclusive). Beberapa variabel yang memiliki sifat kategoris antara lain : Jenis kelamin (laki-laki, perempuan), status perkawinan (belum, menikah, janda/duda), warna kulit (putih, hitam, sawo matang), suku (Jawa, Sunda, Batak, Bali, lainnya), dan sebagainya.
b.      Variabel Diskrit : yaitu variabel yang dikumpulkan datanya dengan cara membilang atau mencacah. Sebagai hasil proses membilang, maka data diskrit mempunyai satuan ukuran yang utuh, sehingga tidak memungkinkan data berupa pecahan. Contohnya, jumlah anak, jumlah penduduk, usia, jumlah murid, jumlah sekolah, jumlah propinsi, dan sebagainya.
c.       Variabel kontinum : variabel yang datanya terdapat dalam suatu kontinum karena diperoleh dari proses mengukur. Misalnya, data variabel berat badan diperoleh dari hasil pengukuran, misalnya 10 kg. hasil pengukuran tersebut pada dasarnya berada dalam suatu kontinum, mungkin 9,98 kg atau 10,15 kg. data dari variabel kontinum memungkinkan berbentuk pecahan, karena hasil pengukuran berada dalam sebuah kontinum.
2.      Berdasarkan Kedudukannya
Menurut kedudukannya, variabel dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Variabel bebas : yaitu variabel yang nilainya memengaruhi variabel lain dalam suatu penelitian. Keberadaan variabel ini dalam penelitian merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian.
b.      Variabel terikat : yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain dalam suatu penelitian. Keberadaan variabel ini dalam penelitian  adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian.
Misalnya, prestasi adalah variabel terikat. Baik buruknya dipengaruhi oleh  minat membaca, dan sebagainya. Minat membaca adalah variabel bebas.
3.      Berdasarkan skalanya
Menurut skalanya, variabel dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a.       Variabel Nominal : yaitu variabel yang tingkat skalanya hanya memilah. Perbedaan nilai variabel tidak mempunyai makna apapun selain untuk keperluan memberikan tanda atau label. Perbedaan nilai tidak mempunyai sifat dapat diurutkan berdasarkan suatu nilai tertentu karena sifat skalanya yang nominal. Misalnya, dalam suatu penelitian, variabel jenis kelamin diambil datanya dengan memberikan skor 1 (satu) untuk responden laki-laki dan skor 0 (nol) untuk perempuan. Meskipun skornya lebih besar, tidak berarti bahwa laki-laki memiliki nilai yang lebih tinggi daripada perempuan. Perbedaan skor tersebut hanya untuk pemberian tanda semata.
b.      Variabel Ordinal : yaitu variabel yang peneraan skornya dimaksudkan untuk mengurutkan berdasarkan nilai yang dimiliki objek dalam variabel yang diukur. Oleh karenanya sebuah objek yang mempunyai skor lebih tinggi dari yang lain dapat dikatakan memiliki nilai yang lebih daripada objek lain dalam variabel yang diukur. Siswa yang memperoleh nilai 95 dalam tes prestasi belajar lebih pandai dar pada siswa yang memperoleh nilai 80. Termasuk dalam variabel yang mempunyai skala ordinal adalah kecerdasan, prestasi belajar, kreativitas, kemampuan penyesuaian diri dan sebagainya.
c.       Variabel interval : yaitu variabel yang mempunyai skala dengan interval yang sama. Oleh karena mempunyai interval yang sama maka data-data dengan skala interval dapat dijumlahkan. Misalnya, data variabel suhu. Sebuah benda dengan suhu 60oC bila ditambahkan 40oC maka akan menjadi benda dengan suhu 100oC. Hal itu dapat dilakukan karena suhu merupakan variabel dengan skala interval.
d.      Variabel Rasio : yaitu variabel yang mempunyai skala tingkat tertinggi. Atau sama dengan skala interval, hanya dia mempunyai angka Nol mutlak. Di dalam  skala ini jarang digunakan pada penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial. Tetapi paling banyak terjadi dalam penelitian di bidang ilmu-ilmu eksak. Nol mutlak artinya tidak punya sama sekali, kalau panjang besi diukur dari Nol, artinya dimulai dari titik awal dari besi, karena titik dianggap tidak punya panjang.
4.      Berdasarkan alat ukur pengumpulan datanya
Menurut alat ukur pengumpulan datanya variabel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a.       Variabel faktual : yaitu variabel yang alat ukurnya tidak perlu dibakukan karena kesalahan data bukan merupakan kesalahan alat ukurnya. Misalnya bila responden tidak jujur mengisi data tentang variabel usia maka kesalahan tidak terletak pada alat ukurnya. Termasuk dalam variabel faktual adalah agama, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, asal daerah, dan asal sekolah.
b.      Variabel konsep : yaitu, variabel yang alat ukur pengumpulan datanya harus terlebih dahulu dibakukan sebelum digunakan untuk pengumpulan data. Hal itu disebabkan karena ada kemungkinan kesalahan data disebabkan oleh alat ukur yang salah konsep. Misalnya, data motivasi belajar dapat menjadi salah karena butir-butir pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur apa yang semestinya diukur (tidak valid) atau tidak memberikan hasil konsisten (tidak reliabel). Termasuk variabel konsep yaitu prestasi belajar, minat belajar, dan sikap tehadap mata pelajaran matematika.

C.     Jenis-Jenis  Variabel  Penelitian
Ada beberapa jenis variabel dalam penelitian, diantaranya yaitu :
  1. Variabel Independen (variabel bebas), variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus atau masukan, di lakukan oleh seseorang dalam lingkungannya yang dapat mempengaruhi perilaku hasil. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor – faktor yang di ukur, dimanipulasi, atau oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang di observasi atau diamati. Jika seseorang peneliti mengkaji hubungan antara dua variabel, misalnya variabel untuk belajar (A) dan prestasi belajarnya yang di capai oleh pembelajar (B), maka pertanyaan atau masalah yang akan di ajukan” bagaimanakah prestasi belajar yang di capai apabila waktu yang di pakai untuk belajar lebih banyak atau sedikit?”. Berdasarkan rumus penelitian tersebut di atas, banyak atau sedkitnya waktu belajar yang di pakai oleh pembelajar diidentifikasi sebagai variabel terikat.variabel bebas ini  merupakan suatu kondisi yang mendahului, yaitu suatu keadaan yang di perlukan sebelum hasil yang diinginkan terjadi.
  2. Variabel Dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Makna variabel tergantung dalam penelitian ini di mana variabel tersebut tergantung oleh satu atau pun  banyak variabel yang ada. Contohnya “prestasi hasil belajar” variabel tergantungnya adalah “metode mengajar”, atau bisa juga “tingkat kecerdasan”. Di samping itu, sesungguhnya masih banyak lagi variabel yang dapat mempengaruhi “prestasi hasil belajar”.
  3. Extraneous Variable,  dimana variabel ini merupakan variabel tambahan yang kadang-kadang perlu ditinjau ulang untuk menjelaskan dan memhami sesuatu hubungan antara variabel yang sudah ada. Kadang-kadang variabel extraneous  ini ditambahkan oleh peneliti sebagai “teks faktor” untuk membantu suatu analisis antara dua faktor lain (independent variable dan dependent variable). Sebagai contoh, dalam analisis hubungan jumlah nelayan dengan jumlah ikan yang ditangkap. Maka kebenaran hubungan ini dapat diuji terhadap variabel extraneous seperti iklim, modernisasi alat penangkapan yang digunakan nelayan, dan sebagainya.
  4. Veriabel komponen, adalah variabel yang merupakan sub bagian atau komponen dari variabel yang dimaksud dalam penelitian. Biasanya uraian penjelasan variabel komponen tersebut menyangkut variabel independen. Misalnya, banyak sedikitnya perceraian di kalangan petani di daerah tertentu pada setiap musim panen, bukan disebabkan karena faktor “panen” itu seperti : panen jenis hasil bumi tertentu atau ketepatan waktu panen, dan seterusnya.
  5. Intervening Variable, variabel ini merupakan variabel yang perlu memperoleh perhatian, sebab dalam variabel ini ada unsur-unsur yang ikut campur tangan dalam hubungannya dengan variabel yang sedang diteliti. Adanya variabel “Intervening” akan dapat diduga bila dalam hubungan antara variabel yang sedang diteliti tidak memperlihatkan pola yang sama pada kesempatan atau lokasi yang berlainan. Misalnya, kerajinan murid dengan prestasi hasil belajarnya, sedang variabel Interveningnya antara lain kesehatan, keadaan rumah tangga siswa, beban keluarga siswa.
Kerajinan murid à Kesehatan à prestasi belajarnya.
  1. Antecendent Variable (Variabel Pendahulu), merupakan variabel yang mempunyai kedudukan sebagai variabel yang mendahului terjadinya variabel independen. Variabel ini merupakan variabel yang mengakibatkan perubahan pada variabel independen. Jika variabel ini dihilangkan, hubungan antara variabel independen dan dependen tidak hilang atau berubah.
  2. Suppresor Variable (Variabel penekan), dalam hal ini kadang-kadang hubungan antara variabel yang sedang diteliti ternyata tidak ada, atau hubungannya lemah bukan karena memang demikian adanya tetapi disebabkan karena sesuatu variabel yang melamahkan hubungan tersebut. Variabel yang demikian itu dalam penelitian disebut variabel supresor. Variabel ini penting dalam  suatu tindakan analisis untuk menguji suatu hipotesis. Sehingga hipotesis itu bisa ditolak atas dasar hubungan variabel yang lemah, sedang bilamana variabel supresor itu diketemukan maka hubungan yang dicari tersebut ternyata cukup kuat.
Misalnya, dalam penelitian pembuktian bahwasannya IQ seseorang tidak tergantung pada keturunan atau ras. Berbagai penelitian membuktikan ternyata hasilnya terjadi sebaliknya. Yang menekan hubungan  yang tidak ada sehingga menjadi ada hubungan tak lain adalah faktor ekonomi dari pihak responden berbagai ras keturunan yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, serta ethnosentrisitas berbagai tes IQ yang diadakan.
Variabel Kontrol, Adalah variabel yang dikendalikan sehingga pengaruh variabel independent terhadap dependent tidak di pengaruhi oleh faktor luar yang tidak di teliti. Variabel ini sering di gunakan peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Distorter Variable (variabel pengganngu), merupakan variabel yang dapat mengubah arah hubungan di antara dua variabel. Pada awalnya, variabel independen dan dependen mempunyai hubungan yang positif, namun setelah dimasukkan variabel ketiga (variabel pengganggu) hubungan kedua variabel tersebut menjadi negative. 

D.    Jenis Variabel Berdasarkan Hubungannya
Sebagaimana yang telah disinggung pada paparan di atas mengenai hubungan antara variabel independen dan dependen, dan supaya peneliti lebih memahami mengenai makna  hubungan tiap variable penelitian, maka perlu  untuk  dijelaskan makna dari hubungan variable dimaksud terutama dalam menguji ada tidaknya hubungan antar variabel penelitian yang dimaksud. Hubunagn antar variabel tersebut memiliki berbagai macam makna, diantaranya:
  1. Hubungan Simetris
Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan simetris, apabila variabel yang satu tidak disebabkan oleh variabel yang lain. Contoh hubungan simetris adalah hubungan antara jumlah guru dengan jumlah fasilitas belajar di sebuah sekolah. Variabel jumlah guru tidak memengaruhi jumlah fasilitas belajar, demikian juga variabel jumlah fasilitas belajar juga tidak memengaruhi jumlah guru di sebuah sekolah.
  1. Hubungan resiprokal (hubungan timbal balik)
Hubungan ini merupakan suatu hubungan yang tidak begitu jelas, di mana variabel yang independen (kausatif) dan mana variabel yang dependen (efek). Misalnya, tidak jelas apakah variabel sikap seorang guru kurang baik karena murid-murid kurang baik atau sebaliknya.
Dalam penelitian sosial (pendidikan) kadang-kadang peneliti mengahdapi dua variabel yang susah untuk segera dapat menentukan mana variabel yang independen dan mana yang variabel dependen. Dalam hal ini dua variabel tersebut bersifat resiprokal (variabel timbal balik).
  1. Hubungan variabel Asimetris
Hubungan asimetris adalah hubungan di mana satu variabel mempengaruhi variabel yang lain dan tidak dapat saling dipertukarkan. Ada enam tipe hubungan asimetris, yaitu:
a.       Hubungan antara stimulus dan respons.
b.      Hubungan antara disposisi dan respons.
c.       Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku.
d.      Hubungan antara prekondisi dan akibat tertentu.
e.       Hubungan yang imanen.
f.        Hubungan antara tujuan dan cara.
Contoh hubungan Asimetris adalah hubungan antara variabel jenis kelamin dengan prestasi belajar; hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan jenis pekerjaan.
  1. Hubungan Asimetris Dua Variabel
Inti dari analisis ilmiah dalam penelitian adalah hubungan Asimetris, hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Kedua variabel ini dalam pembahasan berikut ini disebut dengan variabel pokok. Hubungan antara jenis variabel tersebut merupakan titik pangkal analisis dalam penelitian sosial, penelitian pendidikan, dan sebagainya. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan antara dua variabel atau lebih; dengan kata lain disebut hubungan dua variabel (bivariate), atau bisa juga hubungan lebih dari dua variabel (multivariate) yakni satu variabel dependen dan beberapa variabel independen.
Ada dua cara untuk menentukan kelas variabel penelitian tersebut antara lain : Pertama, menjadi satu kelas variabel independen yang utuh; Kedua : menganalisis satu persatu independen variabel (X1,X2,X3,X4) yang selanjutnya dihubungkan dengan dependen variabel. Begitu pula dengan hubungan bivariate terutama dalam penelitian sosial, pendidikan jarang dijumpai hal-hal seperti itu dikarenakan ada variabel lain yang lebih berpengaruh.
  1. Hubungan Asosiatif
Hubungan Asosiatif adalah hubungan antara dua variabel yang tidak saling mengikat, tetapi lebih mengarah pada bentuk kerjasamanya. Misalnya, hubungan antara dokter dan perawat dalam proses penyembuhan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TRADISI BAKAR BATU DI PAPUA








Papua, pulau paling timur Nusantara ini memiliki potensi pulau yang indah dan keunikan tradisinya. Papua menyimpan berbagai warisan kebudayaan yang harus dilestarikan agar tidak punah adat istiadat yang telah diciptakan oleh leluhur kita.
Salah satu keunikan kebudayaan Papua adalah dengan adanya upacara tradisional yang dinamakan dengan Bakar Batu. Tradisi ini merupakan salah satu tradisi terpenting di Papua yang berfungsi sebagai tanda rasa syukur, menyambut kebahagiaan atas kelahiran, kematian, atau untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang.
Tradisi Bakar Batu ini dilakukan oleh suku yang berada di lembah Baliem yang terkenal cara memasaknya dengan membakar batu. Pada perkembangannya, tradisi ini mempunyai berbagai nama, misalnya masyarakat Paniai menyebutnya Gapiia, masyarakat Wamena menyebutnya Kit Oba Isogoa.
Persiapan awal tradisi ini masing-masing kelompok menyerahkan babi sebagai persembahan, sebagian ada yang menari, lalu ada yang menyiapkan batu dan kayu untuk dibakar. Proses membakar batu awalnya dengan cara menumpuk batu sedemikian rupa kemudian mulai dibakar sampai kayu habis terbakar dan batu menjadi panas.
Kemudian setelah itu, babi telah dipersiapkan untuk dipanah terlebih dahulu. Biasanya yang memanah babi adalah para kepala suku dan dilakukan secara bergantian. Ada pandangan yang cukup unik dalam ritual memanah babi ini. Ketika semua kepala suku sudah memanah babi dan babi langsung mati, pertanda acara akan sukses. Sedangkan jika babi tidak langsung mati, diyakini acara ini tidak akan sukses.
Tahap berikutnya adalah memasak babi tersebut. Para lelaki mulai menggali lubang yang cukup dalam, kemudian batu panas dimasukan ke dalam galian yang sudah diberi alas daun pisang dan alang-alang sebagai penghalang agar uap panas batu tidak menguap. Di atas batu panas diberikan dedaunan lagi, baru setelah itu disimpan potongan daging babi bersama dengan sayuran dan ubi jalar. Setelah makanan matang, semua suku Papua berkumpul dengan kelompoknya masing-masing dan mulai makan bersama. Tradisi ini dipercaya bisa mengangkat solidaritas dan kebersamaan rakyat Papua.
Saat ini tradisi Bakar Batu bukan hanya untuk merayakan kelahiran dan kebahagian. Tradisi ini mulai digunakan untuk menyambut tamu besar yang berkunjung ke Papua, seperti kunjungan Presiden dan lainnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

METODE PENELITIAN SOSIAL

A.     Pengertian
Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris, ‘Research’. Sebagian ahli menerjemahkan kata research dengan kata riset.‘Re’, yang berarti ‘kembali’ dan research adalah mencari. Jadi arti sesunguhnya dari research adalah ‘mencari kembali.’
Dalam buku Pengantar Penelitian Pekerjaan Sosial disebutkan bahwa Penelitian adalah suatu cara untuk menyelesaikan suatu masalah guna menekan batas-batas ketidak tahuan manusia. Dengan kata lain penelitian adalah suatu pemikiran untuk melakukan kegiatan meneliti, mengumpulkan serta memproses fakta-fakta yang ada, sehingga kumpulan fakta-fakta tersebut dapat dikombinasikan oleh peneliti.
Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinisp-prinsip; suatu penyelidikan yang mata cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Menurut Ilmuwan Hillway (1956), penelitian tidak lain dari suatu study yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang mata cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Whitney (1960) Penelitian disamping untuk memperoleh kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan seseorang melalui penyelidikan secara sungguh-sungguh dalam waktu yang lama. Whitney mengutip pengertian penelitian dari bebrepa ahli sebagai berikut:
a.       Penelitian adalah pencarian terhadap seseuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dulakukan terhadap masalah yang dapat dipecahkan (Parson, 1946)
b.      Penelitian adalah pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalail atau hokum (John, 1949)
c.       Penelitiana dalah transpormasi yang terkendalikan atau terarah dari suatu situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsure dari situasi orisinal menjadi keseluruhan yang terpadu. (Dewey, 1936)
Demikianlah pengertian penelitian yang dikemukakan oleh para ahli disamping masih banyak lagi pengertian dari para pakar dan ahli mengenai research, riset atau penelitian.

B.     Pengertian Konsep, Konstruk, Variabel, Proposisi dan Teori
Konsep adalah suatu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau suatu ide (gagasan) tertentu. Baley menyebutnya sebagai mental image atau persepsi, contoh : buku.
Konstruk adalah konsep yang mempunyai tingkat abstraksi tinggi karena kita tidak dapat secara langsung apa yang digambarkan konsep itu.
Variabel adalah konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum. Contoh : angka; usia, kepadatan penduduk. Kata-kata; jenis kelamin.
Proposisi adalah pernyataan tentang suatu konsep atau lebih.
Hipotesa adalah proposisi yang masih bersifat sementara dan masih ahrus di uji kebenarannya.
Teori adalah proposisi yang memberikan penjelasan atas gejala. Teori merupakan penjelasan atau rumusan yang pada umumnya benar.
Fakta adalah penjelasan yang secara empirik benar. Fakta adalah sesuatu yang sesuai kenyataan. Data adalah hasil penelitian atau pengamatan yang menjadi dasr untuk menarik kesimpulan lebih lanjut.
Asumsi adalah serangkaian pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. Misal makin besar A, makin besar B.

C.  Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap penelitian yang dirumuskan dalam buku Pengantar Penelitian Pekerjaan Sosial terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan sebagai berikut :
  1. Perumusan Isu Penelitian
Dalam hal ini penyusunan teori mendapat perhatian cukup besar dalam penelitian sosial. Karena disini orang menyusun, merumuskan apa-apa yang akan menjadi bahan penelitian. Seprti contoh yang dikemukakan Emile Durkheim yang mencoba meneliti sebab-sebab orang bunuh diri dalam suatu masyarakat.
  1. Perumusan Masalah Penelitian
Merumuskan masalah dari beberapa masalah yang ada. Misla merumuskan suatu masalah penelitian dalam suatu bidang yang luas, dapat dilakukan dengan mempersempit cakupan penelitiannya sehingga dapat dilaksanakan.
  1. Pemilihan Bentuk Studi yang Tepat
Pemilihan suatu tipe atau bentuk studi tertentu erat hubungannya dengan hakikat masalah penelitian, sumber data yang bias dicapai serta taraf pemahaman tentang penelitian.
  1. Penarkan Simple Responden
Secara ideal, peneliti dapat memeriksa setiapunsur yang menarik perhatiannya. Namun jarang sekali peneliti dapat meneliti setiap unsure darikeseluruhan populasi karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga.
  1. Pengukuran Data
Bila pertanyaan-pertanyaan dan proposisi penelitian telah dirimuskan, maslah penelitian telah dipersmpit kedalam ukuran yang dapat dilaksanakan, metode penelitian yang tepat ditentukan dan sample ditentukan. Peneliti perlu menyusun cara-cara untuk mengkaji proposisi tersebut.
  1. Pengumpulan Data
Suatu cara untuk memperoleh data dan informasi. Dapun cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan data adalah dengan cara; observasi, mempelajari dokumen dan wawancara baik lisan maupun tulisan.
  1. Analisa Data
Sebagai langkah awal untuk menganalisa data diperlikan analisa statistika yang merupakan aspek penting dari poenelitian sosial.
  1. Interpretasi dan Penyusunan Laporan
Yaitu suatu bentuk laporan dari hasil penelitian dengan berdasarkan kaidah-kaidah tertentu.
  1. Mengintegrasikan Hasil Penelitian ke dalam Teori dan Kebijakan
Laporan ini sebagai bentuk yang disajikan untuk mempengaruhi para pembuat kebijakan dengan memperhatikan serta mempertimbangkan hasil penelitian dari awal sampai akhir.
Sedangkan Dr. Kartini Kartono dalam bukunya yang berjudul Pengantar Metodologi Riset Sosial merumuskan beberapa tahap atau langkah penelitian sebagai berikut:

1.      Menentukan proyek, memformulasikan masalah, memilih judul dan menentukan topik.
Yaitu suatu langkah untuk menentikan proyek, memformulasikan masalah, memilih judul dan topik. Setiap objek atau permaslahan penelitian itu memberikanisi dan pengarahan dalam proses pelaksanaan penelitian. Bagi banyak orang, memulai kegiatan dengan langkah menentukan dan membatasi suatu masalah itu merupakan fase yang paling sulit.
2.      Mengumpulkan data dan informasi.
Riset adalah aktivitas ilmiah yang sistematis, terarah dan bertujuan. Jadi bukan hanya mengumpulkan data secara kebetulan saja; akan tetapi upaya menghimpun dengan terencana dan siematis data informasi yang relevan.
3.      Menentukan tujuan operasional dan substansial.
Tujuan operasional adalah tujuan berupa suatu objek yang langsung akan digarap oleh peneliti; terhadap objek tersebut orang langsung akan melakukan usaha-usaha operatif. Sedangkan tujuan substansial adalah tujuan penggunaan dari hasil penelitian bagi suatu keperluan/kegiatan tertentu.
4.      Perumusan hipotesa. Hipotesa mayor, minor dan nihil.
Hipotesa adalah stelling, patokan, pendirian, dalil dianggap benar, juga berarti ‘ondestelling’, persangkaan, dugaan yang dianggap benar untuk sementara waktu dan perlu dibuktikan kebenarannya.
5.      Pengolahan data, menganalisa elemen dan mengintrepretasikan data.
Mengolah data berarti menimbang, menyaring, dan mengklasifiukasikan. Menimbang dan menyaring data itu berartibenar-benar memilih secara hati-hati data yang relevan tepat, dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
6.      Merumuskan konklusi, mengemukakan  hasil dan rekomendasi.
Produk terakhir dari riset ialah suatu generasisasi atau satu seri generalisasi sebagai kusien dari hasil analisa data yang seksama.
7.      Penulisan dan penyusunan laporan dari penelitian sosial.
Dalam implikasi dikemukakan kosekuensi-konsekuensi dari hasil penelitian, dan diberikan rekomendasi untuk aktivitas-aktivits diagnostik dan terapeutis, reformasi sosial atau perbaikan-perbaikan sosial.
Demikian langkah-langkah atau tahap-tahap penelitian yang dikemukakan Dr. Kartini Kartono.
D. Jenis-jenis Penelitian
Penggolongan jenis-jenis penelitian itu sangat bergantung pada peristiwa dari mana seseorang hendak meninjau persoalannya. Namun pada umumnya penelitian dapat digolongkan pada beberapa jenis sebagai berikut:
1)      Ditinjau dari segi etalasenya penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic reserch) dan penelitian terapan (applied research).
2)      Menurut bidangnya penelitian digolongkan kedalam beberapa kelompok sebagai berikut; Penelitian pendidikan, sejarah, ekonomi, politik, bahasa, teknik, militer, hukum, pertanian, peternakan, kehutanan dan lain-lain.
3)      Penggolongan menurut tempat dilaksanakan penelitian adalah; penelitian labolatorium, penelitian lapangan atau field research dan penelitian perpustakaan (library research).
Sistematika penggolongan yang dituliskan di atas tidak selalu diikuti oleh semua orang, sehingga mungkin ada beberapa jenis penggolonganatau penelitian lainnya yang belum disebutkan.. Sebab, jika ada orang yang bertolak dari sudut pandang yang berbeda , maka ia akan mengadakan jenis-jenis atau bentuk yang berbeda pula. Penggolongan atau jenis-jenis penelitian ini merupakan jenis yang sudah umun disamping masih banyak lagi yang lainnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS