MAKALAH "PENGARUH MOTIVASI KEPEMIMPINAN"


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Seorang manajer adalah orang yang melakukan sesuatu melalui orang lain, dengan membagi dan mengalokasikan tugas-tugas kepada bawahannya. Keberhasilan manajer ditentukan oleh seberapa jauh karyawannya menjalankan tugas yang telah diberikan degan baik.
Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin juga tidak. Namun, bila tugas yang dibebankan kepada karyawan tidak bisa terlaksana dengan baik, maka manajer perlu menganalisis apa penyebabnya.
Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para anggota di dalam suatu organisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi non pemerintahan.  Dalam tugas dan pekerjaan tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil yang baik serta memuaskan sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya.  Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi maka setiap organisasi mempunyai suatu aturan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan.  Kebijakan ini dibuat dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan tugas sesuai tujuan yang telah ditetapkan. 
Di dalam upaya mencapai tujuan organisasi perlu adanya suatu semangat kerja.  Semangat kerja itu sendiri dapat timbvul dan tumbuh secara sendirinya dalam diri anggota organisasi dan dapat pula disebabkan karena adanya motivasi dari pimpinan perusahaan dalam arti pimpinan memberi motif atau dorongan kepada karyawan.
Pemberian motif merupakan proses dari motivasi.  Motivasi itu sendiri merupakan proses pemberian motif (penggerak) Kepada para karyawannya sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas.
Dalam suatu perusahaan atau instansi pemberian motivasi yang dilakukan oleh Pimpinan atau Direktur sangat penting dalam upaya meningkatkan semangat kerja karyawan/pegawai.  Rendahnya motivasi kerja yang diberikan terhadap pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) akan mempengaruhi kinerja anggota organisasi dalam memberikan memberikan pelayanan yang professional Kepada masyarakat dan juta etos kerja karyawan. Sebagaimana diketahui, manfaat pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) sangat besar bagi upaya menciptakan tujuan instansi dalam mencapai kesuksesan, yaitu: 
  1. Menambah wawasan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan
  2. Mengembangkan kemampuan agar lebih professional
  3. Menanamkan sense of belonging, agar loyal dan punya dedikasi.
  4. Menumbuhkan semangat kerja.
  5. Mengingkatkan komitmen agar mempunyai etos kerja yang tinggi.
Semangat kerja sedikit banyaknya dipengaruhi oelh perilaku pimpinannya.  Perilaku pimpinan yang baik, yaitu: 
a.       Seorang pimpinan harus selalu berpikir positif, selalu antusias, mampu memahami dan menghargai bawahan, tetap tenang saat dalam situasi sulit atau menegangkan, tetap optimis, tidak mengupat terhadap bawahan, menjelaskan kesalahannya pada waktu dan tempat yang tepat.
b.      Tidak menunda jawaban atau memberi jawaban yang mengambang.
c.       Memberi perintah dengan gaya minta tolong.
d.      Memberi hadiah atau penghargaan Kepada anggota organisasi yang berprestasi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengadakan penelitian dan menuliskan hasilnya dalam makalah dengan judul “MOTIVASI KEPEMIMPINAN DI CV. PRANATA”.

B.     Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1.        Bagaimana motivasi yang diberikan oleh Direktur CV. PRANATA dalam meningkatkan semangat kerja pegawai?
2.        Seberapa besar pengaruh motivasi Direktur CV. PRANATA terhadap semangat kerja pegawai?





CV. PRANATA

            CV. PRANATA didirikan oleh Bapak Karyono pada tahun 1996 yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 86 Wamena.  Usaha ini bergerak di bidang Supplier IT Equipment.  Selain bertujuan untuk mencari keuntungan, CV. PRANATA ini juga bertujuan agar masyarakat Wamena mengenal Teknologi Komputer.  Melihat kebutuhan masyarakat yang rata-rata menyukai IT, khususnya Internet, maka CV. PRANATA memberikan pelayanan pemasangan internet kepada masyarakat di tempat-tempat dan waktu tertentu sesuai dengan keinginan mereka. 
            CV. PRANTA tidak hanya memberikan pelayanan pemasangan internet saja, tetapi juga menyediakan berbagai peralatan computer.  Seperti:  Printer, LCD, CPU, Laptop, Catridge, Acces Point, Flashdisk, Mouse, Keyboard, Mother board, Hardisk, dsb.  Bahkan CV. PRANATA juga melayani foto copy, scan, cetak foto, cetak kalender, kartu undangan, serta cetak NISN. 
            Dalam kepemimpinannya, Bapak Karyono selalu memberikan yang terbaik untuk karyawan.  Karena, bagi beliau karyawan adalah jantung PRANATA.  Tanpa adanya karyawan, mungkin beliau bisa menghadle semuanya.  Tetapi apakah semua itu bisa terlaksana dengan waktu yang efisien?
Untuk itu, kesejahteraan karyawan dan perusahaan sangat diutamakan oleh pimpinan CV. PRANATA. 


BAB II
KONSEPSI TEORI

A.  Pengertian Motivasi
Produktivitas pegawai menjadi pusat perhatian dalam upayanya untuk meningkatkan kinerja yang mempengaruhi efesiensi dan efektivitas organisasi. Analisis yang lebih mengkonsentrasikan pada kinerja akan lebih memberikan penekanan pada dua factor utama yaitu:
1)  Motivasi dari pegawai
2)  Kemampuan dari pegawai untuk bekerja. 
Untuk menghindari kerancuan pengertian, maka terlebih dahulu diberikan beberapa pengertian yang berkaitan dengan motivasi, yaitu (Manullang, 1996; 146): 1.
Istilah motif sama artinya dengan kata motive, motif, dorongan, alasan dan driving force. Motif adalah tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Menurut The Liang Gie (1993; 104) motif atau dorongan batin yaitu suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. 




B.  Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antaralain :
1.      Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain: sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain:
·        Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
·        Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
·        Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
·        Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
2.      Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
Ø      Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Ø      Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3.      Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4.      Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5.      Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.







C.     Motivasi yang diberikan oleh Direktur CV PRANATA dalam meningkatkan semangat kerja pegawai, yaitu: 
1.      Atasan Yang Bijaksana
Variabel atasan yang bijaksana merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Seorang pemimpin yang bijaksana diharapkan mampu menjadi seorang fasilitator untuk memotivasi anak buahnya serta dapat membawa pengaruh yang baik bagi peningkatan kinerja para karyawan. Disamping itu seorang atasan yang bijak diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang bijaksana, menciptakan kondisi kerja yang baik, serta mempererat hubungan kerja antar karyawan.
2.      Pembagian dan pendelegasian tugas yang jelas
Variabel pembagian dan pendelegasian tugas yang jelas merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Dengan pembagian dan pendelegasian tugas yang jelas maka akan diketahui tugas yang akan dikerjakan setiap harinya, sehingga tidak akan ada kasus saling berebutan atau perbenturan tugas antar karyawan.
3.      Pemberian wewenang dan tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan.
Variabel pemberian wewenang dan tanggung jawab merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Dengan diberi wewenang dan tanggung jawab, staf akan berupaya menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dengan metode yang lebih inovatif dan improfisasi tanpa ada tekanan yang berlebihan. Disamping itu, pemberian wewenang tersebut dianggap sebagai penghargaan terendiri atas kemampuan seorang staf dalam menyelesaikan pekerjaan.
4.      Sarana dan prasarana kantor yang memadai
Variabel sarana dan prasarana kantor merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Sarana prasarana yang memadai seperti penyediaan komputer, LCD, Laptop sudah menjadi kebutuhan karyawan karena dapat memperlancar tugas.
5.      Unit Kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
Variabel unit kerja yang sesuai latar belakang pendidikan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Hal ini disebabkan jika kita bekerja di tempat yang sesuai akan timbul rasa cinta pada pekerjaan, karena kita sudah menguasai dasar-dasar pekerjaan dan tinggal mengembangkan kemampuan kita.
6.      Kesempatan untuk aktualisasi diri
Variabel aktualisasi diri merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Aktualisasi diri menurut peserta dapat menjadikan kerja yang lebih bersemangat karena hasil kerja merupakan bukti karya nyata dari kemampuan seorang karyawan.
7.      Hubungan emosional antar karyawan yang harmonis
Variabel hubungan antar karyawan yang harmonis merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Alasannya, hubungan kerja yang harmonis akan menimbulkan semangat kerja, saling cinta, saling mengingatkan, yang senior mau memberikan pelatihan pada yang yunior sehingga akan tercipta iklim kerja yang kondusif.
8.      Pekerjaan yang menarik dan menantang kemampuan intelegensia
Variabel pekerjaan menarik dan menantang merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Pekerjaan yang menarik dan menantang akan membuat karyawan termotivasi dan akan memacu mereka mengeluarkan ide-ide kreatif dan inovatif serta mendorong kemauan belajar terus menerus. Dan apabila pekerjaan tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik maka akan menimbulkan kebanggaan dan kepuasan tersendiri.
9.      Penghargaan penuh untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik
Variabel penghargaan penuh merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Menurut saya, dengan adanya penghargaan terhadap pekerjaan yang kita laksanakan dengan baik maka akan timbul semangat untuk mengerjakan pekerjaan lain dengan lebih baik.


10.  Nilai-nilai luhur yg dikembangkan di unit kerja
Variabel pengembangan nilai-nilai luhur merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Pengembangan nilai-nilai luhur ini diharapkan dapat menciptakan sistem kerja utamanya kemauan dari para pelaku untuk mematuhi tata laksana yang ada sesuai aturan, tercipta saling menghargai dan saling menghormati antar karyawan.
11.  Kesempatan belajar
Variabel kesempatan belajar merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja.  Karena apabila kita diberikan kesempatan belajar, maka akan menghasilkan suatu pekerjaan yang maksimal dan lebih baik. 
12.  Honor atau insentif yang cukup
Honor atau insentif yang cukup merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. 
13.  Adanya Peluang untuk dipromosikan oleh pimpinan
Variabel peluang promosi dari atasan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Dengan adanya peluang promosi maka karyawan akan merasa dihargai jerih payahnya, merasa dianggap mampu, ada kesempatan mengaktualisasi diri serta sebagai sarana pengkaderan karyawan sebagai pimpinan.
D.    Besarnya pengaruh motivasi Direktur CV. PRANATA
Seberapa besar motivasi pegawai dalam melaksanakan setiap tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sangat tergantung pada keseimbangan antara produktifitas kerja dan kesejahteraan yang diperolehnya. Studi tentang motivasi merupakan usaha untuk mendapatkan jawaban atas segala perilaku manusia yang begitu komplek dalam keterkaitannya dengan kerja pegawai. 
1.      Pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan
Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya bahwa motivasi kerja memang sangat diperlukan oleh seorang karyawan untuk dapat mencapai suatu kepuasan kerja yang tinggi meskipun menurut sifatnya kepuasan kerja itu sendiri besarnya sangat relatif atau berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Tetapi secara keseluruhan, para responden menyatakan bahwa selama bekerja di perusahaan mereka menyatakan merasa puas atas motivasi kerja yang selama ini diberikan oleh manajemen kepada para karyawan perusahaan.
2.      Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan
Kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya hasil dari pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan yang dijalankan belum tentu mempunyai dampak yang selalu positif atau baik bagi organisasi, sebab semakin tinggi pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan dilakukan, maka akan berdampak pada penurunan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Pelaksanaan aktivitas kepemimpinan yang lebih banyak ke arah menekan karyawan bisa saja menyebabkan seorang karyawan dapat mencapai kepuasan dalam bekerja, tetapi belum tentu dapat membawa pengaruh yang positif dalam pembentukan kepribadian bawahan untuk ikhlas bekerja mencapai tujuan organisasi.
3.      Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan
Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya budaya organisasi merupakan suatu konsep yang dapat dijadikan sarana untuk mengukur kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi dan organisasi tugas, serta dampak yang dihasilkan, karena tanpa ukuran yang valid dan reliabel dari aspek kritis budaya organisasi maka pernyataan tentang dampak budaya pada kepuasan kerja karyawan dan kinerja perusahaan akan terus berdasarkan pada spekulasi, observasi personal dan studi kasus (Marcoulides dan Heck (1993) dalam Brahmasari (2004:16).
4.       Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Perusahaan
Motivasi kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan, artinya meskipun motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja tetapi belum tentu mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena karyawan yang merasa puas karena telah dipenuhi kebutuhannya oleh manajemen dapat bekerja secara optimal. Belum optimalnya kerja seorang karyawan dibatasi oleh adanya kebijakan atasan misalnya berhubungan dengan waktu lembur, yaitu karyawan yang telah terpuaskan kebutuhannya merasa bahwa manajemen telah memberikan penghargaan kepada dirinya sehingga dia merasa harus bekerja dengan profesional artinya apabila terdapat pekerjaan yang melekat pada dirinya yang sampai dengan jam kerja belum selesai tetapi dapat diselesaikan hari tersebut, karyawan tersebut bermaksud untuk menyelesaikannya karena dedikasi dan loyalitas terhadap pekerjaannya meskipun tidak diperhitungkan waktu lembur. Tetapi pihak manajemen menentukan bahwa sesuai ketentuan yang ada hal tersebut tidak diperkenankan, akhirnya karyawan tersebut akan menyelesaikan pada hari berikutnya. Hal inilah yang salah satunya menjadi suatu pertimbangan dan alasan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja tetapi motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
5.      Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Perusahaan
Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, artinya kepemimpinan merupakan suatu upaya untuk memengaruhi banyak orang melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi diharapkan dapat menimbulkan perubahan positif berupa kekuatan dinamis yang dapat mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan jika diterapkan sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan kedua belah pihak sesuai dengan jabatan yang dimiliki.
6.      Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan
Pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, artinya budaya organisasi yang merupakan hasil dari interaksi ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi kelompok-kelompok orang dalam lingkungan organisasinya, akan membentuk suatu persepsi subyektif keseluruhan mengenai organisasi berdasarkan pada faktor-faktor seperti toleransi resiko, tekanan pada tim, dan dukungan orang, persepsi keseluruhan ini akan menjadi budaya atau kepribadian organisasi tersebut yang mampu mendukung dan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dan kinerja perusahaan serta dampak yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat.


















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
The Secret of leadership is the greatest strength of a leader instead of their authority, not from intelligence, but from his personal strength. So if you want to be a good leader, do not think anyone else, think of yourself first. It will not be able to change others to effectively before changing ourselves. The building is a good, solid, stately as a foundation. So busy thinking about building community, building community, changing the world would be a nonsense if you do not start with yourself.
Maksud dari kalimat tersebut yaitu rahasia kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaannya, bukan dari kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik, jangan pikirkan orang lain, pikirkan diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan ini bagus, kokoh, megah karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong kalau tidak diawali dengan diri sendiri.
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat–sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).

B.  Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.


DAFTAR PUSTAKA

www.emperordeva.wordpress.com/
Dewantara, Ki Hajar - Biography etc. Perpustakaan CSIS

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

https://www.jendelaku.com/2020/04/pengertian-manajemen.html mengatakan...

https://www.jendelaku.com/2020/04/pengertian-manajemen.html

Posting Komentar