SECARIK KERTAS TAK BERSUARA


Aku menemukan secarik kertas tak bersuara.  Hanya diam.  Menatap kosong.  Namun entah mengapa aku seperti menangkap sinyal-sinyal pada kertas itu.  Ia seperti mengajakku berbicara.  Dari hati ke hati.  Secarik kertas yang tak mampu berbicara, tapi aku mengerti maksudnya.  Ia terpuruk dalam sebuah jurang yang begitu dalam.  Ia tak mampu mengungkapkan sebuah kata yang bermakna.  Ia pun tak mampu berdiri karena keterpurukan itu begitu sakit dirasakan.  Menangis, Menjerit dalam hati, Mengamuk dalam pikiran.  Namun ia berusaha membuang jauh-jauh semua yang ia rasakan.  Hanya mampu tersenyum manis berbaur asam.  Senyumnya bermaknakan sengit.  Lain dengan apa yang ia rasakan.  Mungkinkah ia menderita?! Tapi kenapa?! Kenapa ia tak bersuara.  Padahal diam dan kosongnya penuh makna.  Tuhan…. Mungkinkah ia rapuh dan tak mampu lagi tuk bertahan?! Jadikanlah secarik kertas itu sebuah buku.  Buku yang penuh dengan kata-kata, kalimat, dan paragraph yang indah. 
Karena ia membutuhkannya agar tiada lagi kekosongan di dalamnya. 
Secarik kertas itu tak lain adalah sebuah hati yang telah retak dalam kekosongan. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar